Jakarta, 7 Februari 2025 -- Sebuah fenomena alam langka terjadi di Samudera Hindia. BMKG melaporkan munculnya mata badai dengan ukuran sebanding dengan Pulau Jawa, yang memicu kekhawatiran terkait dampaknya terhadap cuaca di Indonesia.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Dan bagaimana badai ini bisa mempengaruhi wilayah Indonesia?
Fenomena Langka: Mata Badai Raksasa
Mata badai adalah pusat dari siklon tropis, yang biasanya dikelilingi oleh angin kencang dan hujan deras. Namun, kali ini yang mengejutkan para ahli adalah ukurannya yang mencapai lebih dari 1200 km, hampir sebesar Pulau Jawa.
Menurut BMKG, badai ini terbentuk akibat suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya, yang meningkatkan kekuatan siklon tropis di Samudera Hindia.
"Fenomena ini jarang terjadi dalam skala sebesar ini. Kami terus memantau pergerakannya dan dampak potensialnya terhadap cuaca di Indonesia," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dampak Terhadap Indonesia
Meskipun badai ini masih berada cukup jauh di Samudera Hindia, BMKG memperingatkan potensi dampak bagi Indonesia, terutama di wilayah pesisir barat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:
*Gelombang tinggi di perairan barat Sumatra dan selatan Jawa, yang bisa mencapai 4-6 meter.
*Peningkatan curah hujan di wilayah Sumatra bagian barat dan Jawa bagian selatan, yang berpotensi menyebabkan banjir lokal.
*Angin kencang yang bisa mempengaruhi penerbangan dan aktivitas nelayan.
"Masyarakat pesisir diminta untuk waspada terhadap gelombang tinggi dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan," tambah BMKG dalam pernyataan resminya.
Apakah Ini Tanda Perubahan Iklim?
Para ahli klimatologi menilai bahwa fenomena ini bisa menjadi indikasi dari perubahan iklim global. Peningkatan suhu laut akibat pemanasan global menyebabkan badai lebih kuat dan lebih sering terjadi.