Mohon tunggu...
Clarisa Audia Ayu Maharani
Clarisa Audia Ayu Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Seorang Mahasiswa Antropologi Sosial di Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Desa: Petani Bawang dalam Gilasan Roda Nasib

7 Agustus 2023   11:13 Diperbarui: 7 Agustus 2023   13:15 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Jagalempeni dikenal sebagai desa penghasil bawang merah terbesar di Kabupaten Brebes, bahkan sudah didistribusikan di berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Bagi masyarakat Desa Jagalempeni, tanaman bawang merah sangat berharga dan bernilai tinggi untuk mencukupi kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, dimana masyarakat Desa Jagalempeni, khususnya petani bawang yang memiliki tanaman bawang merah di depan rumah melakukan penjagaan di malam hari untuk mengantisipasi hilangnya tanaman bawang merah.

Namun, meskipun sudah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Akan tetapi, nasib yang menentukan kehidupan petani bawang, dimana ada kalanya mereka dapat dikatakan untung dan bahkan mengalami kerugian. Oleh karena itu, mereka sangat bergantung pada hasil produksi bawang merah di ladang. Sehingga, mereka   mengupayakan dari segi proses penanaman, pembibitan, dan penebasan harus dilakukan secara baik dan benar agar memperoleh hasil yang maksimal. Walaupun sudah melakukan secara maksimal kerugian bisa didapat dari keadaan harga pasar.

Dengan menurunnya harga pasar berdampak pada kesejahteraan hidup para petani bawang. Dapat dikatakan bahwa harga bawang merah dijual dengan Rp15.000, petani mengalami kerugian. Perubahan penjualan hasil produksi dapat dilihat dari yang awalnya tanaman bawang merah bisa dijual langsung kepada tengkulak ketika berumur 55 hari, akan tetapi sekarang malah petani yang harus mengelolaanya sendiri. Situasi ini menggambarkan kerugian yang dialami oleh petani di Desa Jagalempeni akibat mahalnya membayar tenaga orang dalam proses penyabutan dan pengangkutan.

Kesejahteraan Petani Bawang

Dokumentasi Pribadi: Kegiatan Ibu-ibu Desa Jagalempeni dalam Pengelolaan Bawang Merah
Dokumentasi Pribadi: Kegiatan Ibu-ibu Desa Jagalempeni dalam Pengelolaan Bawang Merah

Petani bawang Desa Jagalempeni belum dapat dikatakan sejahtera meskipun mereka sangat diperhatikan oleh pemerintah desa dengan diberikan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan hasil produksi. Bantuan selalu didistribusikan setiap tahun dari pemerintah pusat untuk petani bawang di Desa Jagalempeni, seperti mesin-mesin untuk kegiatan perladangan. Dengan adanya bantuan ini sebagai bentuk perhatian mereka untuk meningkatkan kualitas hasil panen petani. Hal ini juga berhubungan dengan penyaluran kartu tani kepada setiap petani bawang di Desa Jagalempeni untuk memberikan keringanan dalam pembelian pupuk. Namun, dalam pembelian pupuk masih menjadi permasalahan yang ada di Desa Jagalempeni karena harga pupuk mahal apabila petani tidak memiliki kartu tani.

Akan tetapi, terdapat beberapa kesejahteraan petani bawang di Desa Jagalempeni, seperti diberikan kemudahan dalam segi perairan untuk ladang mereka. Dengan adanya perairan dari sungai pemali menjadi bukti kekayaan yang ada pada Desa Jagalempeni, sehingga petani tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli pompa secara mandiri namun mereka tetap harus mengeluarkan uang untuk membayar iuran. Serta petani di Desa Jagalempeni sudah menggunakan teknologi modern untuk memudahkan aktivitas mereka di ladang, seperti Cultivator. Dengan demikian, petani bawang di Desa Jagalempeni diberikan kemudahan dalam keefisien waktu dan biaya.        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun