Dewasa ini, keahlian sangat dibutuhkan untuk menunjang, bahkan meningkatkan derajat kehidupan manusia. Umumnya keahlian dibagi menjadi dua jenis, yaitu hard skill dan soft skill.
Hard skill adalah kemampuan atau keahlian yang sesuai dengan pekerjaan masing-masing dan yang mendukung seseorang untuk dapat mengerjakaan pekerjaannya dengan baik. Misalnya adalah dokter harus menguasai cara untuk mendiagnosa penyakit agar dapat memberikan diagnosa yang akurat dan terapi yang akurat. Hard skill dapat diukur dan dinilai.
Sedangkan soft skill adalah kualitas seseorang secara personal yang berkaitan dengan kehidupan orang tersebut dalam aktivitas sosialnya. Salah satu soft skill adalah tepat waktu (on time), yang menunjukkan bahwa orang yang mampu tepat waktu memiliki manajemen waktu yang baik. Berlainan dengan hard skill, soft skill justru tidak dapat diukur dan tidak dapat nilai.
Hard skill dan soft skill memiliki peranan penting dalam menentukan masa depan seseorang, sehingga keduanya harus berada di tingkat yang sama baiknya dalam diri seseorang.
Orang yang memiliki hard skill yang sangat baik, tetapi rendah dalam soft skill cenderung menjadikan orang tersebut tidak berkembang (stuck) di posisi atau jabatan pekerjaannya saat ini.
Sedangkan orang yang memiliki soft skill yang sangat baik, tetapi tidak didukung dengan hard skill yang memadai, akan menjadi orang yang selalu mempercayakan berbagai hal kepada orang lain dan kondisi ini justru akan menjadikan orang tersebut mudah ditipu oleh orang lain.
Pada akhirnya, ketidakseimbangan antara hard skill dan soft skill ini akan menjadikan seseorang tidak dapat berkembang.
Mungkin semua orang sudah tahu bahwa kita perlu belajar dan berlatih untuk dapat memiliki keahlian. Bahkan tidak jarang kita menemui iklan pelatihan yang memberikan jaminan "cepat mahir", "langsung dapat kerja", dan sebagainya.
Namun, manakah yang lebih baik antara belajar sendiri (otodidak) atau mengikuti kursus untuk dapat menguasai berbagai keahlian, baik hard skill maupun soft skill? Metode WKWK ini bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk memilih otodidak atau mengikuti kursus.
Â
1. Waktu Luang