Mohon tunggu...
Cahya KhairunNisa
Cahya KhairunNisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencoba menulis

Opini bukan bualan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Adaptasi Kampus Menghadapi Pandemi

11 Juli 2020   22:21 Diperbarui: 11 Juli 2020   22:15 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi Covid-19 yang  telah melanda Indonesia selama kurang lebih 5 (lima) bulan terhitung sejak bulan maret 2020 menyebabkan banyak sektor yang terdampak oleh pendemi ini. Salah satunya ialah sektor pendidikan perguruan tinggi. Hingga mengharuskan perguruan tinggi baik swasta maupun negri di indonesia mengambil langkah untuk melakukan kuliah secara online (daring) untuk meghindari terjadinya penyebarluasan virus ini.

Karna sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 oleh Mendikbud dan diberlakukan beberapa hari kemudian, seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah-sekolah maupun kampus-kampus dilaksanakan secara daring sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran pandemi Covid-19.

Pertanyaan nya,apakah kampus dan mahasiswa sudah siap dengan sistem perkuliahan di era  Industrial Revolution 4.0? Education 4.0 dapat dilihat sebagai sebuah respons kreatif di mana manusia memanfaatkan teknologi digital, open sources contents dan global classroom dalam penerapan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), flexible education system, dan personalized learning, untuk memainkan peran yang lebih baik di tengah-tengah masyarakat. Di sisi lain, pembelajaran secara e-learning bukanlah jawaban dari sebuah pertanyaan, tetapi adaptasi dari sebuah kondisi yang semua orang "terpaksa" melakukan nya.

Namun, persoalan yang muncul adalah tentang kesiapan dosen menyiapkan materi daring juga menyampaikan nya kepada mahasiswa selama sisa perkuliahan berlangsung, juga kesiapan mahasiswa menyiapkan kuota internet. Tentu tantangannya juga bukan sekadar pelaksanaan kuliah daring, tetapi bagaimana bisa menjamin ketercapaian learning outcome suatu mata kuliah dalam suasana darurat ini.

Dalam kondisi bekerja secara kovensional pun sebenarnya banyak hal yang tidak belum berfungsi sebgaimana mestinya, dan kini malah dipaksa harus menyampaikan materi secara daring. Untuk beberapa peruruan negri mungkin sudah menyiapkan hal ini,seperti UGM misalnya,sudah melakukan sosialisasi dan memberikan pelatihan bagi dosen untuk kuliah online dengan aplikasi yang disediakan oleh kampus sejak tahun 2007.

Namun untuk perguruan tinggi yang bernaung di bawah kemenag,hal ini malah menjadi tantangan tersendiri karna seperti yang sudah kita ketahui bahwa hampir semua PTKIN tidak memiliki persiapan sama sekali untuk mengangani hal ini.

Bebeda dengan para mahasiswa, mereka justru lebih keberatan dengan adanya sisem kuliah daring seperti ini dikarenakan mereka harus selalu menyiapkan kuota agar bisa selalu ikut dalam perkuliahan daring. Maka dari itu salah satu langkah yang diambil kampus dalam menyikapi suasana ini adalah dengan memberikan subsidi kuota yang biaya nya sendiri diambil dari uang kuliah para mahasiswa.  

Namun dapat di ketahui bersama bahwa pemberian subsidi kuota pun bukan hal yang solutif untuk permasalahan ini.karna selalu ada beberapa persyaratan dari provider bersangkutan juga karna kuota yang diberikan jauh dari kata cukup untuk keberlangsungan perkuliahan mahasiswa selama beberapa bulan.

Secara disadari atau tidak, sebenarnya saat-saat seperti ini menjadi pembelajaran kampus agar lebih mempersiapkan segala hal untuk jangka panjang. Tentu hal ini sangat penting untuk kemajuan kampus untuk bertransformasi menjadi organisasi modern yang adaktif dengan VUCA yang memerlukan fleksibilitas dan kelincahan.

           Kini, setelah AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) atau yg biasa kita sebut new normal di berlakukan, kampus pun mulai menerapkan sistem protokol kesehatan. Seperti menyediakan ruangan disinfektan di gerbang kampus, di pintu masuk al-jami'ah, mwnyiapkan air dan sabun cuci tangan di setiap fakultas, juga tidak mengizinkan orang-orang yang tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam kampus.

Sudah saatnya kampus bergerak dengan cara masing-masing untuk mengurangi beban ekonomi kelompok ekonomi rentan mahasiswa nya. Momentum ini juga harus dimanfaatkan oleh kampus bukan hanya untuk mendidik entrepreneur, tetapi juga sociopreneur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun