Surfaktan alami merupakan surfaktan yang berasal dari makhluk hidup. Surfaktan alami biasanya disintesis dari tanaman. Surfaktan alami memiliki kemampuan dalam pembuatan emulsi yang baik dalam jumlah besar dibandingkan dengan surfaktan sintetis. Selain itu, surfaktan alami bersifat mudah terurai secara hayati, memiliki toksisitas yang rendah, biokompatibel, dan ramah terhadap lingkungan. Umumnya surfaktan alami dapat diperoleh dari berbagai jenis tanaman seperti soapnut dan murbei. Lalu, seperti apa contoh surfaktan alami?Â
Contoh Surfaktan Alami
Saponin
Saponin merupakan salah satu surfaktan alami yang terkenal karena mengandung sifat antibakteri, antijamur dan mengandung sifat sebagai pembersih. Senyawa saponin mampu membentuk busa, sehingga ketika dicampur dengan air akan terbentuk buih yang stabil. Karakteristik saponin dalam membentuk buih disebabkan oleh kombinasi struktur komponen penyusunnya yaitu rantai gula yang bersifat hidrofilik dan rantai sapogenin yang bersifat hidrofobik.
Selain saponin, terdapat surfaktan alami yang sedang populer di dunia skincare, yaitu Sodium Cocoyl Isethionate. Â Pernahkah anda mendengar Sodium Cocoyl Isethionate? Saat ini Sodium Cocoyl Isethionate atau disingkat SCI digunakan sebagai pengganti SLS yang merupakan surfaktan sintetik pada produk pembersih seperti face wash, sampo, sabun, dan lainnya. Baik SCI maupun SLS merupakan jenis surfaktan yang mampu menghasilkan busa dan mengangkat kotoran pada kulit. Â Lalu mengapa SLS digantikan dengan SCI? Sebelum mengetahui hal itu, yuk kita kenalan dulu dengan Sodium Cocoyl Isethionate (SCI).
2. Sodium Cocoyl Isethionate  (SCI)
Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) merupakan surfaktan anionik yang tergolong ke dalam surfaktan natural/alami. Artinya SCI memiliki gugus bermuatan negatif yang membantu menghasilkan busa dan mengangkat kotoran. SCI berasal dari minyak kelapa dan dikenal karena karakteristik nya yang lembut. Sodium Cocoyl Isethionate  (SCI) diproduksi dengan mereaksikan natrium isetionat dengan asam lemak yang berasal dari minyak kelapa. Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) tergolong ke dalam surfaktan lembut yang cocok digunakan untuk berbagai aplikasi untuk mengangkat minyak dan kotoran dari kulit dan kepala.Â
Bagaimana Sifat Sodium Cocoyl Isethionate  (SCI)?
Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) memiliki wujud padatan (bubuk) berwarna putih yang larut dalam air. Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) mampu menghasilkan busa lembut yang melimpah. SCI jauh lebih lembut di kulit dan tidak menghilangkan minyak alami kulit yang mampu menyebabkan kulit kering dan iritasi. Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) memiliki pH pada rentang 5-6,5 dalam air sehingga cocok untuk bahan tambahan dalam produk perawatan kulit dan rambut. Nilai pH ini juga berkontribusi dalam menghasilkan busa lembut tanpa menyebabkan kulit iritasi. SCI memiliki tegangan permukaan yang rendah, efek pembasahan, pembusaan, dan sebagai detergen yang baik. Selain itu, Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) bersifat renewable karena berasal dari minyak kelapa sehingga mudah terurai secara hayati yang artinya SCI mudah terurai di lingkungan dan tidak berdampak buruk bagi perairan.Â
Kenapa SCI lebih baik daripada SLS?
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) keduanya merupakan surfaktan yang umum digunakan dalam produk pembersih dan sampo. Meskipun keduanya merupakan surfaktan, namun Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dikategorikan sebagai surfaktan kuat sementara Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) merupakan mild surfactant. Â Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dikenal sebagai surfaktan yang kuat dan efektif untuk mengangkat kotoran di kulit dan kepala, namun SLS dapat menyebabkan kulit iritasi dan bersifat toksik terhadap lingkungan. Â Berbeda dengan SLS, Sodium Cocoyl Isethionate dikenal sebagai baby foam karena memiliki busa yang sangat lembut dan dapat digunakan pada produk bayi. SCI memberikan efek ringan pada kulit dan tidak menyebabkan iritasi sehingga cocok digunakan untuk semua jenis kulit termasuk kulit sensitif. SCI mampu menjaga kelembaban kulit dengan meminimalkan hilangnya minyak alami selama proses pembersihan sehingga membuat kulit tetap terhidrasi. Hal ini karena SCI terbuat dari asam lemak dari minyak kelapa. SCI mampu terdegradasi secara biologis karena bersifat biodegradable. ini membuat SCI tidak terlalu berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan khususnya perairan. Hal tersebut menyebabkan Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) sebagai alternatif surfaktan alami yang ramah lingkungan untuk produk perawatan kulit dan rambut.Â
Apa saja Manfaat Sodium Cocoyl Isethionate (SCI)
-
Sebagai pembersih efektif
Sebagai pelembabÂ
Sebagai pengemulsi formulasi
Sebagai Agen Pembusa
Produk Perawatan Kulit Apa saja yang Mengandung Sodium Cocoyl Isethionate (SCI)?
Produk Skincare yang mengandung Sodium Cocoyl Isethionate (SCI) sebagai surfaktan akan menghasilkan busa yang lembut dan lebih ringan, sehingga akan memberikan kenyamanan bagi pengguna. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa produk perawatan kulit yang mengandung SCI. Â Berikut beberapa merk skincare yang mengandung SCI