Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi. Tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan keindahan. Dalam karya sastra, bahasa menjadi medium utama yang membedakan sastra dari bentuk ekspresi lain. Oleh karena itu, diperlukan sebuah ilmu yang mampu mengkaji bahasa bukan hanya dari sisi strukturnya. Melainkan juga dari sisi gaya dan keindahannya. Ilmu itu dikenal dengan nama stilistika.
Stilistika adalah cabang ilmu yang mempelajari gaya bahasa. Kalau linguistik lebih menekankan pada bahasa sebagai sistem (bunyi, kata, kalimat, makna). Stilistika lebih fokus pada cara bahasa dipakai untuk menimbulkan kesan tertentu. Dalam sastra, stilistika dipakai untuk meneliti bagaimana pengarang memilih kata dan menyusun kalimat. Ia juga mengkaji penggunaan majas sehingga karya terasa indah, hidup, dan punya daya tarik. Jadi, stilistika bisa disebut ilmu tentang rasa dan warna dalam bahasa.
Ruang lingkup kajian stilistika mencakup banyak hal. Dari sisi bunyi, ia melihat rima, irama, atau repetisi yang sering dipakai dalam puisi. Dari sisi kata, ia memperhatikan diksi, apakah pengarang memilih kata sederhana, kata puitis, atau bahkan kosakata lama. Pada tingkat kalimat, apakah dibuat panjang untuk memberi kesan mendalam, atau singkat untuk menimbulkan ketegasan. Dari sisi makna, stilistika mengkaji penggunaan majas seperti metafora, simbol, ironi, atau makna ganda. Bahkan pada tingkat wacana, stilistika bisa meneliti bagaimana keseluruhan teks disusun. Apakah ceritanya runtut, apakah ada pola pengulangan, atau bagaimana kohesi dan koherensinya terjaga.
Hubungan stilistika dengan linguistik dan sastra sangat erat. Linguistik adalah ilmu yang menelaah bahasa secara ilmiah. Sedangkan sastra adalah karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Stilistika berada di tengah, menjadi penghubung keduanya. Ia memanfaatkan teori dan metode linguistik untuk menelaah karya sastra. Sehingga, keindahan bahasa dalam puisi, prosa, atau drama bisa dijelaskan secara lebih ilmiah. Dengan kata lain, linguistik memberi alat dan sastra memberi bahan. Stilistika hadir sebagai jembatan keduanya, agar kita bisa melihat bagaimana bahasa bekerja sekaligus menghadirkan keindahan.
Melalui stilistika, kita dapat memahami bahwa bahasa tidak hanya sekadar rangkaian bunyi atau susunan kata. Tetapi juga medium yang penuh makna dan keindahan. Kajian ini membantu kita menghargai karya sastra lebih dalam. Karena di balik pilihan kata dan susunan kalimat, selalu ada maksud dan keindahan yang ingin disampaikan pengarang. Dengan begitu, stilistika menjadi kunci penting untuk membaca, menikmati, dan mengapresiasi sastra secara lebih utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI