Mohon tunggu...
cindy sundari
cindy sundari Mohon Tunggu... -

Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kemenkes: Deteksi Virus MERS Cov sejak Dini

9 Mei 2014   19:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13996110051573482181

MERS merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan manusia. Ini merupakan jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. MERS-Cov merupakan kependekan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus).

[caption id="attachment_335440" align="aligncenter" width="294" caption="http://www.decodedscience.com/"][/caption]

Virus ini juga dapat menginfeksi hewan, tetapi umumnya hanya satu kelompok kecil spesiesnya. Saat ini, virus MERS ditemukan di unta di Qatar, Mesir dan Arab Saudi, dan kelelawar di Arab Saudi. Organisasi Kesehatan Dunia sedang bekerja untuk mengidentifikasi unta, kelelawar, dan hewan lainnya dalam transmisi virus MERS. Angka kematian disebabkan MERS-CoV saat ini mencapai 30 persen namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan pembatasan bepergian.

Virus corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) sudah menyebabkan kematian. Bandara Soetta mulai berbenah mencegah virus ini masuk  Indonesia. Peningkatan kewaspadaan dilakukan dengan mengisolasi pesawat dari negara Timur Tengah hingga melakukan observasi penumpang yang terindikasi terpapar virus tersebut.

Dalam melakukan antisipasi paparan penyakit ini, pihak bandara bekerja sama dengan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta. Jika KKP menginformasikan ada pesawat dari negara Timur Tengah dan dicurigai membawa penumpang yang terpapar Mers, pihaknya langsung memasukkan pesawat itu ke area isolasi. Di sana penumpang akan diperiksa. Lalu jika ditemukan penumpang yang mengalami demam dengan suhu di atas 38 derajat Celsius disertai flu, KKP akan melakukan observasi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menunggu sampel selama 24 jam untuk memeriksa apakah terjangkit penyakit Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau MERS-CoV. Sejauh ini sampel yang diperiksa Balitbangkes menunjukkan negatif MERS-CoV dari jamaah umroh maupun mereka yang baru pulang dari negara-negara Arab. Namun jamaah umroh dan WNI yang bepergian ke negara-negara Arab diharapkan untuk dapat waspada dan segera menghubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala-gejala demam tinggi, flu, batuk dan sesak napas.

Sejauh ini tidak ada pengobatan khusus untuk MERS, hanya terapi suportif untuk gejala dan tidak ada vaksin, sehingga perlindungan terbaik adalah pencegahan.

Cuci tangan dengan sabun dan air setidaknya 20 detik, atau menggunakan berbasis alkohol pembersih tangan dapat membantu mencegah infeksi. Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci, karena ini merupakan pintu masuk bagi virus dan bakteri. Bersihkan dan disinfeksi permukaan dan mainan dan keluarga yang sering  disentuh, seperti tombol-tombol pintu dan lampu.

Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit - tidak berbagi peralatan atau gelas minum, dengan orang yang sakit - dan Anda dapat melindungi diri dari tertular berbagai jenis penyakit, bukan hanya MERS atau SARS.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun