Mohon tunggu...
YULIANA
YULIANA Mohon Tunggu... Magister Pedagogi

Guru Mata pelajaran matematika di SMKN 1 Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perilaku dan Pengembangan Organisasi Pendidikan

26 Juni 2025   15:20 Diperbarui: 26 Juni 2025   15:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku dan pengembangan organisasi pendidikan merupakan fondasi utama dalam menciptakan lembaga pendidikan yang adaptif, produktif, dan berdaya saing. Perilaku individu yang dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, dan kepribadian berinteraksi secara dinamis dengan perilaku kelompok yang terbentuk melalui norma, komunikasi, dan tujuan bersama. Interaksi ini membentuk kultur kerja yang menentukan efektivitas organisasi secara menyeluruh.

Organisasi pendidikan yang efektif tidak hanya bergantung pada kurikulum dan struktur kelembagaan, tetapi sangat ditentukan oleh perilaku individu dan kelompok di dalamnya. Interaksi sosial, pola komunikasi, kepemimpinan, serta strategi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor krusial yang membentuk budaya organisasi pendidikan yang adaptif dan kolaboratif. Makalah kelompok ini, yang mengangkat tema Perilaku dan Pengembangan Organisasi Pendidikan, menjadi sangat relevan dalam menjawab tantangan dunia pendidikan masa kini, terutama di era transformasi digital dan kurikulum merdeka.

1. Perilaku Individu dan Kelompok: Fondasi Sinergi Organisasi

Makalah ini menyoroti perbedaan mendasar antara perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Individu cenderung berorientasi pada tujuan personal dan dipengaruhi oleh motivasi, kepribadian, serta persepsi. Sedangkan perilaku kelompok melibatkan proses konsensus, norma sosial, serta kohesi tim. Dalam kehidupan nyata, sinergi tim guru dalam menyusun proyek P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) menjadi contoh konkret bagaimana dinamika kelompok dapat memengaruhi keberhasilan program sekolah. 

Hal ini sejalan dengan temuan pada artikel yang diperoleh dari: Furkan & Adiansha (2024) School Management and Organizational Culture Towards Teachers' Performance: The Perspective of Educational Transformation, dengan link berikut:  https://jurnal.poltekba.ac.id/index.php/jsh/article/view/2143  Artikel ini menekankan bahwa budaya organisasi dan manajemen sekolah yang efektif akan mendorong munculnya organizational citizenship behavior (OCB) di kalangan guru yakni perilaku ekstra di luar tugas formal yang mendukung peningkatan kinerja dan kualitas organisasi.

2. Faktor Penentu Perilaku: Kombinasi Internal dan Eksternal

Perilaku dalam organisasi ditentukan oleh gabungan faktor internal (motivasi, kepribadian, pengalaman) dan eksternal (norma sosial, pola komunikasi, dan tujuan bersama). Guru yang merasa dihargai, termotivasi secara intrinsik, serta memiliki persepsi positif terhadap rekan kerja, cenderung lebih kolaboratif dan inovatif.
Korelasi ini dikaji secara mendalam dalam: Huda, Wahyul dkk. (2025)
Organizational Culture and SelfEfficacy with Work Motivation and Leadership as Key Factors https://doaj.org/article/24e093af1926489891702d212c840293 Studi ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan berpengaruh besar dalam meningkatkan efikasi diri dan motivasi guru. Dengan pendekatan ini, perilaku organisasi positif dapat dikembangkan secara sistematis.

3. Tahapan Perkembangan Kelompok dan Implikasinya di Sekolah

Dalam teori Robbins dan Judge, kelompok berkembang melalui tahap forming, storming, norming, performing, hingga adjourning. Di sekolah, fase ini dapat terlihat jelas saat tim guru dibentuk untuk menyusun modul ajar kolaboratif atau menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler. Pemimpin sekolah yang memahami fase-fase ini dapat mengarahkan kelompok secara efektif. Misalnya, gaya kepemimpinan partisipatif akan lebih cocok diterapkan saat tim berada pada tahap norming dan performing, untuk mendorong kepemilikan bersama atas hasil kerja.

4. Pengelolaan SDM: Strategi Adaptif dan Berkelanjutan

Pentingnya orientasi peran, penempatan yang sesuai kompetensi, dan analisis kebutuhan SDM dalam organisasi pendidikan. Hal ini penting untuk menjamin tidak hanya efisiensi kerja, tetapi juga peningkatan mutu pembelajaran. Hal ini diperkuat dalam artikel: Syah, Rizky Herdian (2023) Organizational Behavior Management in Creating Competent Human Resources https://jurnal.ibik.ac.id/index.php/jimkes/article/view/2398 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun