Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tak (Mau) Bersalah

8 Juli 2020   02:08 Diperbarui: 8 Juli 2020   07:38 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by Pxabay.com

"Terus aku harus bilang wow gitu?"

Dru, seandainya kau tahu, bahwa cerita Tom benar adanya. Bahwa pernikahanku sangat datar. Bahwa aku menemukan kehidupanku lagi setelah sama kamu.

Iya aku berdosa telah menaruh hati padamu. Namun segala cara telah aku lakukan. Jawabnya tetap sama bahwa aku adalah untuk kau. Aku milikmu dan kamu milikku.

Pesan baru masuk ke emailku dan Dru. Hmm pasti soal pekerjaan. Karena berbunyi di saat yang bersamaan.

Subject email itu, Panggilan Sidang Mediasi.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, Dru mengatakan hal yang sama saat Dru mengeja judul email yang dia terima.

Jika dunia mengabarkan, maka aku dan Dru akan dipersalahkan. Karena kami mulai hubungan terlarang.

Namun saat email ini masuk bersamaan, kami tak pernah menduga bahwa Nadya telah menggugat cerai aku dengan alasan prinsip yang tidak bisa lagi ditolerir dan Hario menggugat cerai Dru dengan alasan Dru terlalu sibuk bekerja hingga mengabaikan kepentingan anak dan suami.

Dalam hitungan detik kami saling bertatapan, mengucap syukur padaNya. Lalu saling panjatkan doa.

Tak perlu drama yang teramat panjang. Kekuatan doa terjawab sudah. Saat kami merasa sudah tidak bisa meneruskan perjalanan namun tak punya keberanian. Tuhan yang buka pintunya.

Ya Allah, ijinkan kami berjalan bersama dan kau ikat dalam sebuah ikatan pernikahan, lalu ijinkan kami memperbaiki segala kehidupan kamu, dan Tuhan ampuni segala salah kami. Jangan biarkan kami mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun