Inginnya tertawa,bahkan kalau boleh sampai terpingkal-pingkal. Melihat Si Ndul yang gundah gulana aku ingin mengejeknya, tapi aku tak berani, terlalu sayang aku sama kamu Ndul, tak bisa aku biarkan kau bersedih seperti itu.
"Kamu kenapa sih Ndul, kemarin kamu cerita tanpa rem, terus aja sampai aku hilang konsentrasi?"
"Gapapa, aku mau manyun aja"
"Lah, manyun aja sampe begitu amat, yo weis aku tinggal yah"
"Ehhhh, ko pergi, paksa suruh cerita dong"
Hahahahahhaha, ini nih yang aku suka dari dia, aku seperti mendapat adik sendiri yang memang sudah Tuhan siapkan untuk menemaniku disini.
"Kalau mau cerita, monggo, ampe berbusa juga aku dengerin. Bukannya kata kamu dengan bercerita bikin lega"
Ndul tambah manyun, aku iseng bawa penggaris, "ya ampun Ndul 15 senti"
"Apaan yang 15 senti sih?"
"Bibir kamu"Â
Ndul marah tapi aku puas, Tuhan baik sekali, setiap hari ada saja yang buat aku tersenyum.