Mohon tunggu...
Hidwar Norseha
Hidwar Norseha Mohon Tunggu... Guru - PNS

Berbuat yang terbaik demi membahagikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bertengkar Lewat WhatsApp Saja, Jangan di Depan Anak!

7 Juli 2020   06:28 Diperbarui: 7 Juli 2020   15:22 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertikaian orangtua | Shutterstock via KOMPAS.com

Zaman gini masih bertengkar di depan anak? Emangnya tak malu sama cicak ya?

Begitulah kira-kira sebuah kekesalan yang diungkapkan kepada para orangtua yang sering bertengkar di dalam rumah.

Berbeda pendapat, berselisih paham, ingin meluruskan yang dianggap tidak benar, menegur kesalahan. Semuanya bisa dilakukan dengan bahasa santun dan dengan senyuman serta kasih sayang. Tapi mengapa harus bertengkar!

Dahulu saya pernah berpikir kalau penyebab pertengkaran dalam sebuah keluarga karena kemiskinan. Ternyata salah besar!

Dalam gelimang kekayaan materi pun tetap saja ada sebuah keluarga yang orangtua mereka bertengkar. Tak sedikit yang berakhir hingga ke perceraian.

Mulanya saya lihat mengapa di beberapa daerah di Indonesia terjadi perceraian pada perkawinan usia muda. Saya merasa karena kebutuhan rumah tangga keluarga baru itu belum mapan, sementara mereka masih sangat muda dan menonjolkan ego masing-masing.

Masa pacaran yang semua terlihat indah jadi buyar karena setiap hari si suami harus mencari nafkah, sementara si istri harus bekerja di dalam rumah membereskan seluruh keperluan rumah tangga. Diperparah dengan kemiskinan mereka.

Kembali ke persoalan bertengkar. Orangtua, apa pun alasannya tak mengapa jika ingin berselisih, berdebat, dan meluruskan apa yang dianggap kurang tepat. Tapi jangan di depan anak-anak.

Kenangan terpahit seorang anak adalah ketika orangtua mereka bersitegang dan bertengkar. Yang terpikir, jika mereka bertengkar kemudian bercerai saya ikut siapa?

Anak-anak tak mampu melupakan kenangan tersebut sepanjang hidupnya. Kejadian itu akan terus tergores dalam dirinya dan mengganggu karakternya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun