Mohon tunggu...
cici trisna
cici trisna Mohon Tunggu... Baswara

Bersuara lewat pena, berdaya lewat Aksi. Menulis Masa Depan, Menerangi Negeri selalu bergerak dan memberikan dampak. Perempuan yang selalu ceria, selalu memberikan energi positif dan selalu bersinar. Suka alam dan berpetualangan, baik hati, suka menolong dan tidak sombong, rajin menabung dan mencungkilnya hehehe

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tari Rapai Geleng, Tarian Kesenian Menarik dari Provinsi Aceh

4 Agustus 2025   13:06 Diperbarui: 4 Agustus 2025   13:06 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari Rapai Geleng pada pembukaan pembekalan Melayu Serumpun Banda Aceh

Tari Rapai Geleng merupakan salah satu kesenian yang sangat terkenal di bumi Serambi Mekah ini. Aku baru pertama kali melihatnya ketika pembekalan Kegiatan Melayu Serumpun 3 tahun yang lalu. Tarian kesenian budaya Aceh Rapai Geleng awalnya berasal dari daerah Manggeng di Aceh Barat Daya. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 dan kemudian terus dikembangkan dan dibawakan oleh penari laki-laki. Tarian Rapai Geleng sendiri merupakan tarian yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral untuk masyarakat. Sedangkan syair yang digunakan merupakan lagu-lagu keagamaan. Nama geleng sendiri diambil dari gerakan penarinya yang menggeleng-gelengkan kepala ke kanan dan kiri dengan berirama dan sangat kompak. Sedangkan kata rapai diambil dari nama alat musik yang menyerupai gendang yang dibawa oleh penari. Saat ini alat musik rapai lebih dikenal dengan nama rebana.

Tarian ini dimainkan oleh Sembilan orang laki-laki yang menggunakan Rapai atau yang biasa orang kenal dengan sebutan Rebana. Kesembilan lelaki ini memakai baju kurung/ baju kesenian khas Aceh berwarna hijau muda dengan beberapa renda dan motif berwarna kuning emas. Mereka menggunakan celana dasar berwarna hitam namun mereka juga menggunakan kain songket lilit khas Aceh yang digunakanya hanya sebatas lutut. Kain songket yang dipakai oleh pemain tari rapai geleng ini terdepat dua motif dan warna yaitu warna merah dan kuning. Terdapat empat penari yang menggunakan kain berwaran kuning dan sisahnya lima orang menggunakan kain berwarna merah. Tak lupa dikepela mereka juga memakai tali kurs yang diikatkan dikepala berwarna senada dengan kostum yang mereka pakai. Kesembilan lelaki ini adalah penari yang mengenakan rapai itu, terdapat dua orang lelaki lagi yang juga bagian dari tari rapai hanya saja mereka tidak bagian menari. Sebut saja mereka dibagian vocal, kostum yang mereka kenakan juga cenderung berbeda hanya sama pada pemakaian celana dasar berwarna hitam dan kain songket yang juga dikenakan sebatas lutut yang berwarna keemasan. Dua orang yang memagang micropen mengomando bacaan salam dan sholawat ini menggunakan baju menyerupai jas berwarna hitam dengan kancing atau lisan berwarna kuning emas dibagian depan. Untuk bagian kepalanya kedua orang ini mengenakan topi berwarna hitam.

Tarian ini dalam media penyampaiannya menggunakan bahasa Aceh yang dilantunkan secara Cahi (vokalis) yang diikuti oleh penarinya. Pada umumnya gerakannya hampir sama dengan gerkan Saman, namun alat dan bahasa yang digunakan berbeda. Jika tari Saman mengunakan Bahasa Gayo maka tarian Rapai geleng ini memakai bahasa Aceh. Tari Saman juga tidak menggunakan alat hanya suara dari irama tangan yang mengikuti sedangkan Tarian Rapai Geleng menggunakan alat Rapai yang dipadukan dengan gerakan yang unik sesuai irama rapai. Syair-syair yang dilantunkan dipadukan dengan gerakan-gerakan sebagai sarana dakwah melalui seni. Rapai ini adalah rasa syukur atas suatu keberhasilan baik dalam pertanian maupun bidang kehidupan lainnya. Tarian ini memang acap kali ditampilkan pada pertunjukan acara-acara penyambutan tamu kehormatan. Selain itu tarian ini juga sering dipertujukkan pada upacara perkawinan, sunatan, serta Gerak tari dan iramanya dikemas dalam kalimat "la ilaha illallah".

Tarian ini adalah wujud persembahan sebagai ungkapan rasa gembira, yang tidak pernah luput dari puji-pujian kepada Allah SWT. Menurut teman duduk ku disebelah kanan yang kebetulan adalah orang Aceh Selatan padamulanya tarian Rapai Geleng ini difungsikan sebagai media dakwah, ya memang tak heran si karena sedari tadi acap kali aku mendagarkan kalimat memuji Allah dan lantunan sholawat nabi. Selain itu tarian ini juga memliki fungsi sosial yaitu sebagai seni pertunjukan dalam wujud tarian sebagai rasa sukur atas keberhasilan dan kemakmuran. Ia juga menyampaikan bawah dulunya pelaku tari Rapai Geleng yang pada awalnya hanya ditarikan oleh laki-laki dan pada perkembangannya dapat juga ditarikan oleh perempuan yang ditarikan secara terpisah. Hal ini erat berkaitan dengan etika nilai-nilai pergaulan berdasarkan adat dan hukum agama yang dikaitkan dengan pemahaman tentang muhrim, bawah lelaki dan perempuan memang tidak bisa menyatu jika belum ada ikatan khusus. Tak heran memang jika masyarakat Aceh begitu membatasi pergaulan antara laki-laki dan perempuan.

Gerakan tarian ini sangat dinamis dan cepat, permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Jika diperhatikan gerakan Tarian Rapai Geleng memiliki 3 babak yaitu:Saleuem (salam),Kisah (baik kisah rasul, nabi, raja, dan ajaran agama) dan bagian terakir yaitu Lani (penutup)

Gerakan tarian ini diikuti tabuhan rapa'i yang berirama satu-satu, lambat, lama kemudian berubah cepat diiringi dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh, meliuk ke kiri dan ke kanan. Gerakan cepat kian lama kian bertambah cepat. Pada dasarnya, ritme gerak pada tarian rapai geleng hanya terdiri dalam empat tingkatan; lambat, cepat, sangat cepat dan diam. Keempat tingkatan gerak tersebut merupakan miniatur karakteristik masyarakat yang mendiami posisi paling ujung pulau Sumatra, berisikan pesan-pesan pola perlawanan terhadap segala bentuk penyerangan pada eksistensi kehidupan agama, politik, sosial dan budaya mereka.

Gerakan Ritme dari Tarian Rapai Geleng ini juga memiliki pesan-pesan tersendiri seperti Pada gerakan lambat, ritme gerakan tarian rapa'i geleng tersebut memberi pesan semua tindakan yang diambil mesti diawali dengan proses pemikiran yang matang, penyamaan persepsi dan kesadaran terhadap persoalan yang akan timbul di depan sebagai akibat dari keputusan yang diambil merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan dengan saksama. Maaf dan permakluman terhadap sebuah kesalahan adalah sesuatu yang mesti di berikan bagi siapa saja yang melakukan kesalahan. Pesan dari gerak beritme lambat itu juga biasanya diiringi dengan syair-syair tertentu yang dianalogikan dalam bentuk-bentuk tertentu.Gerakan beritme cepat adalah gerak kedua, sesaat pesan yang terkandung dalam gerakan beritme lambat namun sarat makna usai dituturkan. Pada gerakan ini, pesan yang disampaikan adalah pesan penyikapan ketika perbuatan jahat, yang dimaknakan sebagai ketakberuntungan nasib, kembali dilakukan oleh orang atau institusi yang sama. Penyikapan tersebut bisa dilakukan dalam bentuk apapun, tapi masih sebatas protes keras belaka.Gerakan beritme cepat ini tak lama, kemudian disusul dengan gerakan tari beritme sangat cepat mengisyaratkan chaos menjadi pilihan dalam pola perlawanan tingkat ketiga. Sebuah perlawanan disaat protes keras tak diambil peduli. Tetabuhan rapa-i pada gerakan beritme sangat cepat inipun seakan menjadi tetabuhan perang yang menghentak, menghantam seluruh nadi, membungkus syair menjadi pesan yang mewajibkan perlawanan dalam bentuk apapun ketika harkat dan martabat bangsa terinjak-injak. Sambut meriah dan suara gemuruh tepuk tangan peserta Melayu Serumpun memenuhi gedung Auditorium Prof Ali Hasjmy Uin Ar-Raniry Banda Aceh, hampir semua peserta juga on camera mendokumentasikan kesenian unik ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun