Mohon tunggu...
Cicilia Ika Mayawati
Cicilia Ika Mayawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

If you are planning for a year, sow rice. If you are planning for a decade, plant trees. If you are planning for a lifetime, educate people. (A Chinese Proverb that I do agree)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Metode Pembelajaran Montessori

30 Oktober 2021   00:43 Diperbarui: 30 Oktober 2021   00:50 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

The greatest gifts we can give our children are the roots of responsibility and the wings of independence. (Maria Montessori)

Metode pendidikan Montessori yang memberikan kebebasan bagi setiap anak dalam memilih aktivitas pembelajaran yang diinginkan,  mendapat reaksi pro dan kontra. Pandangan Montessori tentang anak tidak terlepas dari pengaruh pemikiran ahli yang lain diantaranya Rousseau dan Pestalozzi yang menekankan pada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas bagi anak-anak agar mereka dapat berkembang secara optimal.  Montessori mendapat penentangan dari para pendukung metode-metode Pendidikan Ortodoks yang menganggap sistem yang dibawa Montessori mendorong kebebasan untuk bergerak, dan sebagai perusak disiplin.

Lalu sebenarnya siapa Montessori dan bagaimana penerapan metode Montessori dalam pembelajaran?

Maria Montessori lahir di tahun 1870 dan meninggal di tahun 1952. Beliau adalah seorang pendidik, ilmuwan dan dokter berkebangsaan Italia.   Montessori mengembangkan sebuah metode Pendidikan anak dengan memberi kebebasan bagi anak untuk melakukan kegiatan dan mengatur acara harian. Metode ini lah yang akhirnya dikenal sebagai Metode Montessori.

Metode Montessori sangat menekankan Children Centered dalam proses pembelajaran dan orang dewasa sebagai pembimbing. Terdapat 4 prinsip dasar Montessori yang meliputi:

  1. Kebebasan

Artinya anak diberi kebebasan untuk bergerak, memilih aktivitasnya sendiri, bebas berbicara dengan siapa saja, bebas dari persaingan dan juga tekanan. Anak diberi kebebasan penuh namun tetap disiplin dan menghormati orang lain.

2. Kemandirian

Kemandirian yang diterapkan Montessori meliputi kemandirian jangka pendek (saat belajar) dan kemandirian jangka Panjang (dalam hidup)

3. Penghapusan hadiah dan bentuk-bentuk hukuman 

Menurut Maria Montessori, hadiah dan hukuman tidak perlu diberikan karena pasti akan menyusul secara alami.

4. Disiplin

Dalam metode Montessori, disiplin harus muncul melalui kemerdekaan (kegiatan).

Alat beserta ragam aktivitas yang digunakan dalam metode Montessori memiliki tujuan dan bermakna bagi anak agar anak secara tidak langsung mempelajari hal-hal yang akan mereka hadapi nantinya. Setiap benda atau material dirancang agar memungkinkan terjadinya auto-edukasi yang artinya bahwa kontrol kesalahan berada pada benda tersebut bukan pada guru. Kontrol kesalahan inilah yang memberikan ruang bagi anak untuk belajar dengan cara menyadari kesalahannya sendiri lalu memperbaikinya.

Agar hasil dari proses belajar anak terlihat, maka pembimbing harus mengetahui urutan yang benar dalam mempresentasikan aktivitas untuk memberikan rangsangan, pengalaman dan memenuhi kebutuhan periode sensitif. Alat peraga atau material untuk aktivitas perkembangan yang digunakan dalam  metode Montessori meliputi:

  1. Aktivitas praktik sehari-hari

"Play is the work of a child", oleh karenanya dalam Metode Montessori diajarkan keterampilan manipulasi, perkembangan diri dan peduli lingkungan.

2. Aktivitas sensori/Indrawi

Aktivitas dalam ranah inderawi yang meliputi penglihatan dan pendengaran diberikan untuk membantu anak memilah semua kesan yang diperoleh dari sekitarnya.

3. Aktivitas Matematika

Aktivitas matematika dalam Metode Montessori meliputi pengenalan angka, pengenalan desimal, pengenalan pada belasan, puluhan dan berhitung, table aritmatika dan abstrak.

4. Aktivitas Bahasa

Aktivitas Bahasa diajarkan untuk mempersiapkan anak membaca dan menulis

5. Aktivitas budaya                                                                                                                 

Aktivitas ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan negara dan daerah.                                                               

Dalam praktek pembelajaran Montessori, setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas yang diinginkannya. Aktivitas-aktivitas diatur sedemikian rupa oleh para pendidik untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkungan yang diatur menciptakan segitiga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribadinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.

Dalam praktiknya, sekolah yang menerapkan metode Montessori mematok harga yang cukup mahal mengingat kebutuhan dan pengeluaran untuk mensupport aktivitas pembelajaran sangatlah banyak. 

Selain biaya yang mahal, penerapan metode Montessori dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya kesenjangan pengetahuan antara satu bidang yang anak sukai dengan yang tidak disukai. 

Bagi anak yang lebih menyukai rutinitas terstruktur akan tidak nyaman belajar pada lingkungan kelas yang bebas seperti pada metode Montessori ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun