Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur, Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik

2 Juli 2021   10:11 Diperbarui: 3 Juli 2021   18:59 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal warisan Indonesia tidak akan pernah habisnya, Apalagi yang dibahas ini ialah situs warisan dari leluhur nusantara. Candi Borobudur berdiri dari masa ke masa menjadikannya keunikan sendiri untuk diulik.

Catatan narasi pada masanya terukir dalam relief nan indah pada Candi Borobudur. Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah. Menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya, salah satu daya keistimewaannya bisa dilihat dari kisah-kisah dalam relief-reliefnya.

Suara nan indah menjadi harapan dari sebuah irama terukir, sepanjang relief tersebut tergambarkan bagaimana dari sebuah musik yang menjadi persaudaraan antar bangsa. Banyak sekali yang menggambarkan alat musik dari berbagai negara yang terukir disana. Ada 40 plat relief menggambarkan kegiatan manusia yang sedang bermusik.

Narasi dalam berbentuk relief tersebut tak hanya menggambarkan kegiatan bermusik yang ada di Nusantara (Indonesia saat itu) saja. Melainkan alat-alat musik yang ada didunia bahkan telah ternarasikan disana. Hal itu tersampaikan pada konferensi Sound of Borobudur yang digelar kamis silam.

Event Sound of Borobudur merupakan kegiatan kerja sama antar Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan Yayasan Padma Sada Svargantara beserta Kompas Group dalam menggelar kegiatan ini. Pagelaran ini diadakan secara hybrid yaitu dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (offline).

Untuk event dalam jaringan via Zoom sedangkan luar jaringan bertempat di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo Magelang, Jawa Tengah. Tentunya dalam hal ini menggunakan protokol kesehatan yang ketat, serta pembatasan mobilitas peserta yang menghadiri secara offline.


Sejumlah topeng buah tangan dari UMKM pun hadir pada event sound of Borobudur tersebut. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menghadiri event tersebut dan berharap pada kegiatan ini untuk semangat dalam membangun wisata di tengah pandemi covid-19 saat ini serta menjadikan Borobudur sebagai pusat belajar dunia dalam hal musik.

"event konferensi Internasional Sound of Borobudur kita luncurkan menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pusat musik dunia, tetapi juga pusat tradisi dunia. Tebarkan semangat harapan agar kita mampu bangkit pada saat sulit, menang melawan Covid-19" ujarnya saat membuka acara konferensi internasional Sound of Borobudur, (Kamis 24/6/2021).

(dokpri/cckjmpng)
(dokpri/cckjmpng)
Melalui kegiatan itu juga masyarakat diajak melihat jejak peradaban dan relasi yang telah dibangun bangsa ini sejak masa lampau melalui musik. Serta menjadi ajang pembangkitnya wisata yang dilakukan Kemenparekraf bekerja sama dengan Wonderful Indonesia dalam mempromosikan wisata yang ada di Indonesia.

Sejalan dengan itu, Ganjar Pranowo selaku Gubernur Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berharap kegiatan seperti ini dapat berjalan lebih lanjut dengan mengkolaborasikan dari beberapa musisi cepat terwujud meskipun ditengah pandemi saat ini.

"Cerita ini dapat kita angkat menjadi story telling menarik kemudian diceritakan dalam berbagai tulisan, video, televisi, media sosial, yang kelak akan menjadi suatu cerita publik yang menegaskan bahwa sejarah bermusik juga berawal dari Borobudur" pungkasnya.

Purwa Tjaraka selaku Pengampu Utama Yayasan Padma Sada Svargantara menjelaskan, terdapat banyak studi yang membuktikan adanya hubungan yang erat majunya dari sebuah peradaban suatu suku bangsa dengan kompleksitas musik nusantara.

"Musik tidak memilah-milah suku atau agama. Semua suku bangsa di dunia ini menjadikan musik sebagai kebutuhan hidup yang sudah bersatu dengan jiwa dan raga" ujarnya.

Selepas sambutan dari Purwa Tjaraka. Peserta konferensi disuguhi pagelaran musik kalaborasi Tim Sound of Borobudur dengan Samuel Glen, Vicky Sianipar, Flavius Nestor Embun, Amoris yang membawakan lagu Indonesia Pusaka. Kolaborasi ini dimaksudkan bagaimana musik dapat menyatukan semua dari berbagai indentitas yang berbeda. Peserta dibuat decak kagum dari performance tersebut.

Konferensi ini terdiri dari dua sesi yang terdapat pada kegiatan tersebut, pada sesi pertama bertopik "Merangkai kembali keterhubungan antarbangsa melalui alat musik yag terpahat di relief Candi Borobudur". Narasumber pada penyampaian ini antaranya Profesor Emerita Margaret Kartomi AM, FAHA, Dr. Phil, Guru Besar di Sir Zelman Cowen School of Music and Performance, Monash University, Australia.

Margaret dalam penyampaiannya, menjelaskan aspek etnomusikologi diharapkan dapat menunjukkan jejak sejarah di masa lalu serta keterhubungan persaudaraan melalui musik yang terukir pada relief Candi Borobudur.

Selepas Madam Margaret, dilanjutkan dengan Addie MS, pendiri Twilite Orchestra, pianis, pencipta lagu, komponis, arranger, dan produser musik pun hadir sebagai pembicara pada sesi ini. Addie mengharapkan kepada para peserta konferensi untuk bagaimana musik itu sebagai bahasa pemersatu bangsa. Harapan ini nantinya dapat diterapkan kepada setiap peserta konferensi.

Tantowi Yahya pun ikut hadir dalam pembicaraan pada konferensi ini, beliau saat ini menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Selandia Baru, Samoa, Tonga, Cook Islands, dan Nius serta Duta Besar Keliling untuk Wilayah Pasifik. Harapan Tantowi Yahya dalam pembicaraannya ialah Musik sebagai sarana diplomasi sebagai hubungan antar Bangsa dalam hal ini baik komunikasi, serta yang mencakupi dalam hal diplomasi.

Di akhir sesi, yang bertajuk "Membangun sound destination sebagai destinasi baru, mengimplementasikan Borobudur sebagai sebuah warisan yang harus dikerjakan", Prof Dr M Balquni yang mengisi diskusi kali ini, ia memberi pesan terhadap peserta konferensi untuk menjaga warisan yang telah ada.

Ditutup dengan penyampain informasi dari Sulaiman Shehdek sebagai Visit Indonesia Tourism Singapore (Wonderful Indonesia) yang mengharapkan kepada para peserta konferensi Borobudur sebagai prioritas dari 4 wisata yang dirintis bersama Kemenparekraf dalam membangun wisata di tengah pandemi saat ini.

(dokpri/cckjmpng)
(dokpri/cckjmpng)
Penulis disini sebagai peserta konferensi merasa puas atas penampilan serta kegiatan yang telah berlangsung. Kita mengetahui bersama wisata yang ada Indonesia begitu banyaknya namun kurang kita telisik lebih lanjut sebagai pembahasan konten. Kegiatan-kegiatan promosi di mata dunia untuk mengenal wisata di Indonesia belum maksimal.

Rasa syukur kita terhadap leluhur nusantara yang menghadirkan Indonesia sebagai mutiara wisata patut kita syukuri. Alam nusantara begitu luas, begitu pun dengan flora maupun faunanya yang tak akan pernah habisnya untuk dibahas.

Penulis mengkhawatirkan jikalau kita sebagai generasi milenial kurang melek bahkan acuh tak acuh terhadap wisata yang kita miliki. Berapa ruginya aset negara tak dapat kita kelola secara maksimal.

Borobudur telah berdiri, menjadi perabadan dan bukti nyata kita bahwa nusantara pernah maju bahkan menarasikan kegiatan dalam bentuk relief.

Filosofiah dari relief itu diterjemahkan dalam bahasa muda yaitu dalam bentuk gambar yang berwujud. Ini menjadikan Indonesia pernah maju bahkan menjadi pusat dari persaudaraan antar bangsa. Pemaparan dalam konferensi ini patutnya kita bangga serta syukur kita miliki sebagai penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun