Surabaya, 18 Januari 2023 - Tempe dan Jahe merupakan makanan tradisional Indonesia yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya dan gizi yang dikandungnya sangat bermanfaat bagi kesehatan. . Kedelai dan Jahe merupakan salah satu komoditi kebutuhan pokok yang memiliki salah satu sumber protein nabati yang paling baik. dan cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan komoditas lain yang sejenis seperti beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, maupun telur ayam, kacang kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Metode yang dilakukan dengan cara sosialisasi dan pelatihan pembuatan logo, kemasan yang baik dan sehat serta pemanfaatan multimedia dalam promosi penjualan. Disini Mahasiswa juga membantu dalam membuat inovasi untuk jahe menjadi jahe bubuk, guna membantu meningkatkan UMKM masyarakat di Desa Tumpakpelem. Di Desa Tumpakpelem merupakan desa dengan penghasil tempe dan jahe, untuk saat ini pemasaran untuk Keripik Tempe dan Bubuk jahe masih manual atau hanya dari mulut ke mulut saja. Mahasiswa juga membantu membuatkan label dan meningkatkan kemasan. Hasil yang dicapai terjadi peningkatan softskill dalam pembuatan logo, kemasan sebesar 30% dan juga terjadi peningkatan penjualan keripik tempe < 10% sehingga peningkatan kesejahteraan anggota usaha UMKM dan masyarakat di Desa Tumpakpelem kabupaten Ponorogo Adapun tujuan dari pembuatan label ini adalah meningkatkan haga jual pada bubuk jahe dan keripik tempe yang ada di Desa Tumpakpelem kabupaten Ponorogo.Â
Adapun tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penjualan di Desa Tumpakpelem Kabupaten Ponorogo, terutama terhadap keripik temped an Jahe. Kegiatan pengabdian ini perlu dilakukan mengingat keripik temped an Jahe merupakan salah satu simbol oleh - oleh masyarakat di Desa Tumpakpelem dan memiliki nilai jual ekonomis. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan kesejahteraan anggota UMKM dan masyarakat Desa Tumpakpelem melalui perancangan kemasan produk dan sosialisasi pemanfaatan multimedia. Metode yang dilakukan dengan cara sosialisasi dan pelatihan pembuatan logo, kemasan yang baik dan sehat serta pemanfaatan multimedia dalam promosi penjualan. Hasil yang dicapai terjadi peningkatan softskill dalam pembuatan logo, kemasan sebesar 30% dan juga terjadi peningkatan penjualan keripik tempe < 10% sehingga peningkatan kesejahteraan anggota usaha UMKM dan masyarakat desa Tumpakpelem menjadi meningkat.Â
Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini pengabdian masyarakat atau Kuliah Kerja Nyata(KKN) ini berlangsung pada tanggal 04 januari sampai 15 Januari 2023ojok baca disetiap dukuh di Desa Tumpakpelem telah dibuat dan ditaruh ditempatnya masing-masing mulai tanggal 7 hingga 8 Januari 2023 bertempat di Desa Tumpakpelem Kabupaten Ponorogo. Peserta pengabdi berjumlah 32 Orang yang merupakan kelompok bidang UMKM terdiri dari 11 orang. Pengabdian ini dilaksanakan setelah Covid19
1. Tahapan Awal kegiatan KKN Pada tahap awal kegiatan ini dimulai dengan melakukan survey kebutuhan UMKM yang ada pada Desa Tumpakpelem Kabupaten Ponorogo. Dokumentasi kegiatan tahap awal Kuliah Kerja Nyata(KKN) tersaji pada gambar 1. Berikut.
2. Praktik dan inovasi baru produk Selanjutnya, setelah adanya kesepahaman terkait permasalahan pada pelaku usaha atau UMKM keripik temped an bubuk jahe ini dilakukan pelatihan cara menginovasi produk agar lebih menarik dan sesuai kebutuhan pasar.
3. Rancangan Kemasan Pada pelatihan ini, beberapa kemasan yang modern dan lebih menarik. Pengambilan contoh melalui pencarian dimesin pencarian google. Sesi ini upaya transfer pengetahuan pengemasa sesuai dengan diverifikasikan pengemasan produk yang cocok.
4. Rancangan Labeling Perancangan label untuk kemasan produk kerpik tempe dan bubuk Jahe, para pelaku usaha atau UMKM. Diperlihatkan beberapa label dan kemasan dan memberikan nama branding untuk pelaku usaha atau UMKM. Untuk Contoh label dari kemasan yang telah dibuat adalah sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan
Desa Tumpakpelem merupakan desa yang terletaak jauh dibandingkan desa lainnya di kecamatan sawo daerah Ponorogo, jalan menuju Desa Tumpakpelem juga terbilang cukup sulit untuk diakses karena jalannya merupakan daerah curam dan banyak jalan yang rusak, selain itu tidak adanya alat transportasi umum juga mendukung susahnya akses terutama untuk pelaku UMKM memasarkan produk yang dibuat seperti halnya kripik tempe dan jahe. Karena faktor inilah yang membuat pelaku UMKM kripik tempe dan Jahe juga hanya berjalan di tempat saja dan yang membeli juga hanya warga sekitaran Desa Tumpakpelem saja karena minimnya informasi mengenai adanya pelaku UMKM olahan kripik tempe dan olahan jahe bubuk. Kemasan produk bisa terbilang sangat biasa karena menggunakan kemasan plastik biasa dan jika sudah dibuka maka dalam beberapa jam akan membuat rasa menjadi tidak renyah kembali dan labelnya bisa dibilang sangat biasa dan membuat orang bisa meniru label yang digunakan pada produknya. Dan kemasan dan label sendiri juga mempengaruhi harga jual, dimana jika produk hanya diberi kemasan plastik biasa maka harga harga jual juga rendah dan label juga mudah ditiru oleh pesaing lainnya. Â
Hasil Kegiatan
1. Keripik Tempe
Untuk penyelesaiannya kami dari pihak mahasiswa KKN membuat inovasi yaitu berupa penambahan rasa baik balado, pedas, dan original atau rasa daun jeruk. Yang kedua kami memberikan kemasan yang awlanya hanya plastik biasa kemudian kami berinovasi dengan dikemas menggunakan standing pouch yang bisa ditutup ulang sehingga tidak mudah melempem atau mudah tidak renyah, juga kami menambahkan inovasi berupa penambahan label yang menarik pembeli dan membantu memasarkan dengan cara pengajaran langsung
2. Bubuk Jahe
Kami selaku mahasiswa Pengabdian masyarakat KKN Untag Surabaya Desa Tumpakpelem memiliki inovasi untuk pelaku UMKM Di Desa Tumpakpelem ini dengan cara menjadikannya menjadi bubuk jahe yang bisa awet tahan lama hingga 30 hari dengan syarat tidak terkena air dan tertutup rapat dengan kemasan pouch standing dan pemberian logo yang menarik konsumen
Â
Mahasiswa bidang UMKM KKN Untag Surabaya di Desa Tumpakpelem mampu memberikan inovasi tentang penambahan rasa, logo, pembaharuan kemasan, dan inovasi produk jahe menjadi jahe bubuk. Untuk kemasannya kami berinovasi dengan merubah yang asalnya kemasan plastik biasa menjadi kemasan pouch standing dimana jika menggunakan kemasan pouch standing maka harga akan meningkat dan dengan inovasi penambahan logo yang menarik kami berharap akan meningkatkan penjualan khususnya bagi para mitra KKN yang telah berkontribusi membantu kami mahasiswa KKN untuk mau dibantu dan menerima inovasi dalam hal pemberian inovasi penambahan rasa, pembaharuan kemasana, pemberian logo, dan inovasi dari jahe menjadi jahe bubuk.
 Kami selaku mahasiswa KKN Bidang UMKM R3 Mengucapkan terimakasih kepada mitra Kuliah Kerja Nyata yaitu Desa Tumpakpelem, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo terutama kepada Ibu Dinda Karti dan Ibu Alif yang menerima dengan tangan terbuka menerima kami untuk melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata selama 12 hari. kepada Dosen Pembimbing Lapangan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan kuliah kerja nyata. Dan juga kepada para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata yang sudah membantu selama proses pengabdian selama 12 hari di Desa Tumpakpelem, Kecamatan Sawoo, Kabupaten PonorogoÂ
Nama Kelompok :
1. Imam Rahman Anandito
2. Nimas Erza Miswardana
3. Bilqis Salma Elysia
4. Tri Hatmanto
5. Dinka Sekar Tiara
6. M. Khusni Mubarok
7. Chusnul Chotimah
8. Ahmad Atsnal Fikri
9. Dwi Octaviana Puteri
10. Emilianus Mariano Midy
11. Oktafiano Agustinus KotenÂ
Nama Pembimbing Lapangan : Pravinska Aldino, S.IKom., M.IKom.
Bidang UMKM Kelompok R3
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI