Mohon tunggu...
Chumaira Zahra
Chumaira Zahra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Ilmu komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hoaks Menjadi Polemik, Membutakan Mata Publik

13 Desember 2019   17:45 Diperbarui: 19 Desember 2019   22:00 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di zaman teknologi informasi saat ini, berita dan informasi sedang gencar membanjiri masyarakat. Berita-berita palsu atau hoax semakin hari semakin banyak bertebaran di media sosial membuat banyak orang terprovokasi dan mengguncang situasi politik di Indonesia. Hoax (berita bohong) adalah informasi palsu atau berita yang sebenarnya bisa berisi fakta namun telah dipelintir atau direkayasa. Namun, kata-kata hoax saat ini semakin sering digunakan dan disematkan ketika menyikapi berita yang sama sekali tidak ada faktanya (fake news).

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar istilah fake news, namun masih banyak orang yang mengartikan kedua istilah tersebut sama. Tetapi, ternyata fake news dan hoax merupakan dua istilah yang berbeda! Memang secara istilah jika diartikan fake news dan hoax memiliki arti yang sama, yakni berita palsu. Namun, sebenarnya  fake news dan hoax memiliki perbedaan yang mungkin belum diketahui oleh sebagian orang.

Secara istilah fake news adalah berita bohong, berita buatan atau berita palsu yang sama sekali tidak dilandaskan dengan fakta, kenyataan atau kebenaran. Misalnya: Sebuah pabrik tekstil di Jakarta terbakar pada hari Minggu kemarin. Kenyataan: pabrik tersebut tidak terjadi kebakaran. Sedangkan hoax merupakan istilah yakni informasi palsu dengan mengubah fakta atau kenyataan yang sebenarnya.

Misalkan: Ratna Sarumpaet dikabarkan dianiaya orang tak dikenal di Bandung hingga luka-luka. Fakta sebenarnya adalah Ratna Sarumpaet mengalami luka akibat operasi plastik di Jakarta. Berita bahwa Ratna Sarumpaet mengalami luka akibat operasi adalah benar sesuai fakta, namun dipelintir menjadi luka akibat dianiaya.

Dalam kancah politik, berita hoax/berita palsu seringkali digunakan sebagai umpan untuk memancing sentimen dan kebencian terhadap pihak tertentu sekaligus sebagai alat untuk menyingkirkan lawan politiknya. Banyak berita hoax yang dijadikan kampanye hitam untuk menyerang calon tertentu. Selain itu, hoax dimanfaatkan juga untuk menghasut. Dampak hoax dirasakan cukup besar saat dikaitkan dengan politik. Hoax juga kerap digunakan untuk membentuk opini publik demi kepentingan politik.

Hal ini sejalan dengan ungkapan seorang Presiden paling legendaris dalam sejarah Amerika Serikat, Abraham Lincoln, "with public opinion everything is possible, without public opinion everything is impossible." Mungkin itu salah satu alasan mengapa suatu pihak sengaja menyebarkan hoax, yaitu demi menggiring opini publik demi mengangkat citra baik pihak tersebut atau menjatuhkan pihak lawan dalam politiknya. Hal ini berkenaan dengan berita hoax yang beredar pada Pemilu Pilpres 2019 yang lalu, salah satunya penghitungan hasil quick count di Metro TV yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Umum 17 April 2019, namun pada akhirnya pihak Metro TV menyatakan bahwa hasil quick count tersebut merupakan sebuah kesalahan teknis sesuai dengan klarifikasinya melalui akun web maupun Instagram resminya. Adapun sebuah berita yang bersumber dari salah seorang pemilik akun Twitter yang menulis bahwa Prabowo-Sandi menang telak di Bekasi. 

Melalui cuitan yang diunggah pada 17 April 2019, ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil laporan anggota di berbagai wilayah Kota Bekasi terdapat lebih dari 6.000 TPS yang tersebar di Bekasi dan hampir lebih dari 70% pasangan nomor urut 02 tersebut menang per-tanggal 17 April 2019 pukul 15.00 WIB. Namun, berdasarkan hasil penelusuran dapat diketahui bahwa informasi yang diunggah oleh akun Twitter tersebut merupakan sebuah informasi yang keliru, ia mengatakan jumlah TPS di Bekasi ada lebih dari 6.000-an, tapi faktanya, dilansir dari akun resmi KPUD Kota Bekasi, total jumlah TPS di Bekasi hanya 3.030 TPS bukan 6.000 TPS, dilansir dari website liputan6.com (24/4/19).

Penyebaran berita hoax pun dapat menimbulkan terjadinya konflik horizontal di antara masyarakat. Hal itu terjadi lantaran ujaran kebencian yang dilontarkan oleh pihak tertentu terhadap pihak lain yang bertentangan. Tak hanya itu, hoax juga dapat menimbulkan  isu SARA yang dapat memicu pertikaian SARA, seperti konflik ras, etnis, maupun agama. Seperti kasus yang terjadi di Sri Lanka beberapa waktu lalu, dimana Sri Lanka memutuskan untuk menutup akses terhadap sejumlah jaringan obrolan, termasuk media sosial Facebook dan WhatssApp.

Hal ini dipicu lantaran berita bohong yang diunggah melalui media sosial. Seperti dikutip dari wawancara dengan Setiaji Eko Nugroho selaku Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), beliau berkata, "Hoax itu bisa berbahaya, hoax dapat memicu konflik horizontal diantara masyarakat, salah satu contoh kasus yang terjadi, di Sri Lanka sampai menutup facebook dan whatsapp karena terjadi kerusuhan antar agama yang diakibatkan oleh berita bohong yaitu kaum minoritas muslim sedang mengedarkan obat yang bisa membuat mayoritas muda mandul dan itu dipercaya oleh publik sehingga membuat kerusuhan yang akhirnya membuat kacau sampai akhirnya whatsapp dan facebook disana ditutup," dilansir dari website mimbaruntan.com, (29/3/18).

Dari beragam persoalan yang dihadapi bangsa saat ini, satu hal yang paling vital yang harus segera ditangani pemerintah adalah isu yang berkembang di media sosial. Tak ada yang bisa menghentikan arus informasi yang begitu cepat menyebar di media sosial. Saat sebuah informasi dipelintir di dunia maya menjadi sebuah kabar bohong atau hoax, maka dapat dipastikan cepat atau lambat hal tersebut bisa mengakibatkan perpecahan sosial di masyarakat yang dapat mengancam keutuhan suatu bangsa.

Dikutip dari pembahasan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sebuah Rapat Terbatas yang dilaksanakan pada tahun 2017 bahwasannya media sosial harus dikembangkan ke arah yang produktif, mendorong kreativitas dan inovasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain itu, beliau juga menyampaikan kepada masyarakat Indonesia agar menyadari bahwasannya teknologi informasi juga memberi dampak negatif bagi masyarakat. Maka dari itu, agar tidak mudah termakan tipuan hoax tersebut, kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya generasi muda harus bisa bersikap bijak dan cerdas dalam menanggulangi pemberitaan hoax yang ada di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun