Tren peningkatan sampah makanan (food waste) selama bulan Ramadhan terjadi di hampir semua negara muslim yang mayoritas masyarakatnya menjalankan ibadah puasa, tidak terkecuali di Indonesia yang peningkatannya sekitar 20% di bulan Ramadhan.Â
Salah satu pemicunya adalah apa yang dikenal sebagai emotional eating yakni kecenderungan makan sebagai respons terhadap emosi positif ataupun negatif, saat berbuka puasa. Kecenderungan 'balas dendam' setelah seharian berjibaku menahan lapar dan haus, ataupun juga 'lapar mata', di mana kita membeli makanan yang tidak sanggup kita habiskan seperti yang kita bayangkan.
Food waste tentu adalah kesia-siaan atau pemborosan yang seharusnya dicegah oleh semua orang dan lebih tak terkecuali oleh Ummat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Dalam terminologi Islam, pemborosan itu disebut dengan 'Israf'. Dan hal ini hukumnya dilarang keras (Haram) dalam Islam. Pemborosan disini bahkan tidak hanya makanan tetapi Allah (SWT) dengan tegas melarang pemborosan dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim, baik itu mengenai waktu, tenaga, atau harta kekayaannya.
Permasalahan, 'Israf' atau pemborosan terutama dalam hal pangan (food waste) telah menjadi masalah besar di seluruh dunia. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), setiap tahun di seluruh dunia 1,3 miliar ton makanan terbuang sia-sia. Sementara di sisi lain masih banyak orang-orang yang mengalami krisis pangan.
Di bulan Ramadhan yang merupakan bulan untuk memupuk takwa kepada Allah SWT, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganNya, tetapi justru kita dihadapkan pada satu fenomena betapa peringatan Allah SWT tidak diindahkan.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al A'raf ayat 31; "Yaa banii aadama khudzu ziinatakum inda kulli masjidiw wa kulu wasyrabu wa laa tusrifu innahu laa yuhibbul musrifiin" Yang artinya:
"Hai anak Adam, berhiaslah kamu dengan pakaianmu yang indah pada setiap memasuki masjid di waktu shalat, makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al A'raf: 31).
Qur'an surah Al A'raf ayat 31 ini secara tegas memperingatkan untuk tidak berlebih-lebihan atau melakukan pemborosan dalam hal makan minum karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melakukan pemborosan.
Jadi, bagaimana dengan perilaku sebagian besar dari kita Ummat Muslim yang justru melakukan perbuatan boros justru di saat bulan Ramadhan, bulan yang seharusnya menjadikan kita memupuk takwa kepada Allah SWT?
Al-Qur'an telah memperingatkan dalam Surah Isra ayat 26-27 dengan melabeli orang-orang yang melakukan perbuatan pemborosan sebagai 'Saudara Setan'. Allah (SWT) berfirman: "Berikanlah kepada kerabat hak mereka (yang semestinya) dan orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, tetapi janganlah menghambur-hamburkan. Sesungguhnya orang-orang yang boros adalah saudara-saudara setan, dan setan itu tidak berterima kasih kepada Tuhannya".
Sesungguhnya perbuatan seorang Muslim yang tidak menggunakan hartanya sesuai dengan kehendak Allah SWT dan tidak mencegah dirinya dari pemborosan akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT pada hari kiamat nanti.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah anak Adam akan beranjak dari sisi Rabbnya pada hari kiamat, sehingga dia ditanya tentang lima hal: tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya untuk apa digunakannya, tentang hartanya untuk apa diperolehnya dan untuk apa digunakannya, dan tentang amalnya terhadap ilmu yang diperolehnya." (HR. Tirmidzi).
Di bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan yang membuat kita memupuk ketaatan kepada Allah SWT, kita tentu harus menafkahkan harta dengan bijaksana yang merupakan salah satu ciri hamba Allah SWT yang taat.
Allah berfirman dalam Surah Al Furqan ayat 67 yang berbunyi: "Dan hamba-hamba Allah, Yang Maha Pemurah, yaitu: orang-orang yang tidak berlebih-lebihan dan tidak pula bakhil apabila mereka menafkahkan hartanya, dan mereka membuat keseimbangan yang adil di antara keduanya." (QS. Furqan: Ayat 67).
Dalam ayat ini, sangat jelas Allah SWT memperingatkan bahwa seorang muslim sejati itu membelanjakan hartanya dengan sewajarnya sesuai dengan perintah Allah SWT. Menjaga keseimbangan antara perilaku boros dan sifat bakhil (kekikiran).
Kita wajib mencegah sampah makanan di situasi dan kondisi bagaimanapun, apalagi di bulan Puasa ini. Beberapa cara sederhana yang bisa kita tempuh adalah berbelanja dan makan secukupnya, caranya hindari emotional eating, balas dendam saat berbuka puasa serta lapar mata.
Kemudian kita bisa mencegah food waste dengan cara menyimpan dan mengolah makanan dengan baik dan benar. Serta bagaimana memanfaatkan bahan pangan dengan sebaik-baik mungkin.
Bahwa fiqih telah mengajarkan kita bagaimana berperilaku tidak boros sebagai bentuk tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI