Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukber Bareng Teman Kuliah Dahulu di Rantau, Membuka Untold Story

14 Maret 2024   22:50 Diperbarui: 14 Maret 2024   22:51 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Shutter stock/odua Images (via: kompas.com) 

Saat usai berbuka puasa kemarin, saya kembali teringat dengan seorang kawan yang baru saja berpulang ke rahmatullah beberapa hari sebelum masuk Ramadhan.

Seketika ingatanku berlanjut ke nostalgia masa lalu dengan teman-teman yang kini sudah lama tak lagi bertemu. Seketika banyak kenangan lama yang menyeruak dan mengetuk dinding rindu.

Kisah-kisah lucu, sedih bahkan konyol silih berganti hadir di dalam kenanganku, cerita-cerita untold story tentang kekonyolan masa muda terutama yang terkait dengan aktifitas Ramadhan kami dulu.

Tentu bukan untuk mengulang kembali kekonyolan masa lalu, ada kerinduan untuk bertemu dengan teman-teman lama semasa kuliah dulu di kota Malang. Mengenang masa lalu dan mensyukuri nikmat hari ini yang dijadikan dewasa oleh pengalaman lalu.

Komunikasi dengan teman-teman lama semasa kuliah dulu sebenarnya masih terjalin, namun intensitasnya amat terbatas mengingat kesibukan masing-masing, berkumpul kembali untuk bersilaturahmi di momentum Ramadhan kali ini mungkin akan menjadi hiburan indah yang bernilai ibadah.

Dan yang paling seru memang adalah buka puasa bersama, apapun menunya, dimanapun tempatnya pasti ada banyak cerita dulu yang nyambung. Bagaimana dulu, ketika berpuasa tapi uang kiriman sudah menipis bahkan habis, kami berjalan kaki dari kos-kosan menuju ke Masjid Jami di Alun-alun kota Malang untuk berbuka puasa di Masjid Jami yang menyediakan beraneka takjil gratis.

Atau kenangan makan sahur dengan sebungkus nasi goreng dimakan bertiga, atau dua bungkus mie instan dimasak dengan air kuah dua liter untuk dimakan berempat. Yang kami istilahkan perkuat di kuah (kenyang kuah)

Bahkan ada cerita yang sampai sekarang membuat saya tertawa sendiri jika mengingatnya. Saat itu saya tak punya uang sama sekali, diajak oleh teman pergi makan sahur, karena ditraktir jadi saya nurut saja disuruh makan, yah saya makan.

Singkat cerita, waktu itu diajak makan soto lamongan, lauknya kan ambil sendiri, nanti bayar baru bilang makan berapa. Oleh teman yang neraktir saya dikasih tiga empal, teman yang lain ada yang empat potong empal. Alamak! begitu bayar teman yang neraktir bilang masing-masing makan satu empal.

Saya dengan teman yang lain jadi serba salah, mau bilang jujur lha kita ini dibayarin dan lagi tidak punya duit, gimana bayarnya. Tidak jujur, tapi ini makan sahur buat puasa, bukannya dosa? Dan yang menang tentu saja setan gundul, kami pasrah dan kompak bilang makan satu empal, dan untungnya penjualnya nggak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun