Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Duel Epik, Carlos Alcaraz Menang Dramatis atas Jannik Sinner

8 September 2022   18:03 Diperbarui: 8 September 2022   20:27 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Manuela Davies/USTA 

Sukar untuk dipercaya, sebuah perang antar anak muda di perempat final US Open 2022 yang epik antara Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner. Dalam pertarungan klasik yang memecahkan rekor panjangnya durasi pertandingan dalam sejarah turnamen di saat pertandingan yang berakhir pada pukul 2:50 pagi waktu setempat. Alcaraz menang atas Sinner dengan 6-3, 6-7(7-9), 6-7(0-7), 7-5, 6- 3.

Alcaraz sempat menyelamatkan satu match point di set keempat dalam pertarungan yang menguras energi pemain dan juga penonton selama lima jam, 15 menit. Ini adalah pertarungan dengan durasi terpanjang kedua dalam sejarah US Open. Pertandingan terlama dalam sejarah event terjadi pada semifinal tahun 1992 antara Stefan Edberg dan Michael Chang, yang berlangsung dalam durasi lima jam 26 menit.

Carlos Alcaraz secara spektakuler menyelamatkan match point pada kedudukan 4-5 pada set keempat, setelah tertinggal 5-3, Alcaraz melakukan love game untuk memperkecil ketertinggalannya 5-4.Di kedudukan 5-4 dengan servis di tangan Sinner setelah berhasil memaksakan terjadinya deuce, Sinner kemudian merebut poin advantage sekaligus match point, namun Alcaraz dengan perkasa sukses memaksa kembali terjadi deuce dan membalik keadaan dan merebut game tersebut untuk menyamakan kedudukan menjadi 5-5.

Selanjutnya dengan brilian Alcaraz memenangkan set keempat tersebut dengan 7-5 untuk mempertahankan harapannya menjadi petenis termuda nomor satu dunia dalam sejarah Pepperstone ATP Rankings pada Senin depan. Petenis Spanyol berusia 19 tahun, yang dengan kemenangan itu lolos ke semi final grandslam untuk pertama kalinya, dan akan menghadapi petenis Amerika Serikat, Frances Tiafoe pada Jumat nanti.

Para pendukung kedua petenis di dalam Stadion Arthur Ashe dibuat tidak beranjak dari stadion meski pertandingan masih berlangsung saat jam telah menunjukkan waktu tengah malam, bentrokan epik itu menyuguhkan pertarungan kelas berat yang tak terlupakan. Lebih dari dua jam kemudian, kedua pemuda itu masih dengan semangat yang tak henti-hentinya dan menunjukkan kecepatan dan daya atletis yang luar biasa untuk saling melakukan serangan dan bertahan. Sebagian besar penonton masih tetap tinggal dan terus menyemangati kedua petenis, yang membuat suasana tak terlupakan meski sudah lewat tengah malam.

Level pertandingan yang begitu tinggi, pertandingan itu mungkin akan dikenang sebagai momen di mana kedua petenis muda ini,  Alcaraz dan Sinner membawa atmosfir tenis dunia, keluar dari bayang-bayang era 'Tiga Besar' Federer, Nadal dan Djokovic.

Secara Head2Head ATP pertarungan di quarter final ini adalah pertemuan keempat bagi keduanya, pertarungan yang memenuhi hype dan terasa seperti lebih dari babak perempat final. Alcaraz, yang kalah dua kali melawan Sinner dalam tiga bulan terakhir, Alcaraz kalah di final Kroasia Open 2022 7-6, 1-6, 1-, 6 akhir Juli lalu, sebelumnya di Wimbledon 2022, Alcaraz juga kalah di round-4 (16 besar) 1-6, 4-6, 7(10)-6, 3-6. Alcaraz menang di Paris Masters 2021 dengan 7-6 (7-1), 7-5. Kemenangan di US Open kali ini menjadikan rivalitas mereka menjadi 2-2.

Set pertama dimulai dengan Alcaraz sukses membreak servis Sinner, Alcaraz lalu unggul 2-0, sebelum disamakan oleh Sinner menjadi 2-2 usai balas membreak servis Alcaraz di game keempat. Setelah kedudukan 3-3, Alcaraz kemudian menutup set tersebut dengan membreak dua kali kesempatan servis Sinner, 6-3 set pertama untuk Alcaraz.

Alcaraz tak mampu mengonversi peluangnya untuk memenangi set kedua dan ketiga, yang nyaris berakibat fatal. Petenis Spanyol berusia 19 tahun itu kehilangan empat kali set point saat unggul 6-5, dan sekali set poin saat tiebreak ketika ia memimpin dengan 7-6 pada set kedua yang akhirnya dimenangkan Sinner dengan 7-6 (9-7). Alcaraz juga tidak mampu merebut poin servis pada saat tie break di set ketiga ia kalah dengan 7-6 (7-0).

Di set kedua Alcaraz melepaskan serangan demi serangan untuk menempatkan dirinya dalam posisi menang di kedua set, tetapi Sinner berulang kali pula menjangkau serangan-serangan Alcaraz dan membalas dengan sengit. Momen-momen itu bukan tentang kesalahan yang dilakukan Alcaraz tetapi lebih banyak tentang apa yang dilakukan Sinner dengan baik, saat dia menaikkan levelnya dan sering melakukan pukulan yang mencengangkan.

Ada momen menarik di set kedua ini saat Sinner melakukan servis dalam poin advantage ketika tertinggal 5-6. Servis keras Sinner dikembalikan tanggung oleh Alcaraz, Petenis Italia itu kemudian mengembalikan bola ke Alcaraz dengan sebuah pukulan groundstroke yang keras dan menghujam yang tampaknya ditakdirkan untuk memenangkan poin, akan tetapi secara mengejutkan dengan gaya sedikit akrobatik Alcarez melompat menantang gravitasi dengan pukulan backhand memutar ke belakang untuk mengembalikan bola. Dan bola betul-betul bisa kembali dan disambut pukulan oleh Sinner yang selanjutnya juga berhasil dikembalikan dengan manis oleh Alcaraz untuk memaksa terjadi deuce. Sebuah pertunjukan yang membuat penonton memberinya tepuk tangan meriah.

Set ketiga, kedua petenis kembali bertarung dengan sengit, sehingga set tersebut harus diakhiri melalui tie break, setelah kedua petenis masing-masing dua kali membreak servis lawannya. Namun, set ketiga kembali berhasil direbut oleh petenis muda andalan Italia melalui permainan apiknya saat merebut semua poin pada tie break set ketiga tersebut.

Break di awal set keempat membantu perjuangan Sinner untuk merebut tiket semifinalnya. Namun, Alcaraz bisa membalas break di game ke-6 untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Akan tetapi dengan cepat Sinner merespon dengan membreak servis Alcaraz yang melakukan dua kali double fault untuk unggul 4-3 bahkan ia memenangkan servisnya untuk semakin dekat dengan kemenangannya 5-3. Sinner, yang melakukan 11 kesalahan ganda dalam pertandingan itu, tinggal satu pukulan lagi untuk tiket semifinalnya dalam kedudukan advantage saat kedudukan 5-4 pada set keempat. Namun, Alcaraz tidak pernah menyerah dan terus berjuang untuk menyamakan kedudukan, dan berhasil membalik keadaan bahkan merebut set ke-4 dengan 7-5.

Pertarungan berlanjut ke set kelima, kedua petenis saling mempertahankan servis masing-masing hingga kedudukan 2-2. Sinner yang berusia 21 tahun kemudian memimpin dengan melakukan break pada set kelima, tetapi Alcaraz merespon dengan brilian untuk balas melakukan break untuk menyamakan kembali skor menjadi 3-3. Tak berhenti sampai disitu, Alcaraz terus mencecar pertahanan Sinner dengan kekuatannya yang luar biasa dari baseline. Petenis Spanyol itu kemudian tak tertahankan untuk merebut tiga game berikutnya dan maju ke semifinal untuk menguji petenis tuan rumah, Frances Tiafoe.

"Sejujurnya, saya masih tidak tahu bagaimana saya melakukannya," kata Alcaraz, yang memberi tanda tangan untuk para penggemar meskipun sudah larut malam dan melemparkan sepatu ketsnya ke kerumunan penonton.

"Anda harus percaya pada diri sendiri. Saya percaya pada permainan saya". Demikian pernyataan Carlos Alcaraz.

Alcaraz yang kini menempati peringkat 4 dunia sudah berada di jalur yang sedikit lagi akan mengantarkan dirinya menjadi petenis nomor satu dunia termuda memecahkan rekor Leyton Hewitt yang menjadi nomor 1 dunia di usia 20 tahun, persaingan mungkin hanya ada pada Casper Ruud peringkat 7 ATP yang juga lolos ke semifinal, dengan menjejak semifinal kedua petenis dipastikan telah menambah 720 poin.

Rafael Nadal sudah kehilangan peluang setelah hanya sampai di babak 16 besar yang hanya mendapatkan 180 poin. Siapa pun yang juara antara Alcaraz ataupun Ruud maka akan menjadi nomor satu dunia karena akan mendapatkan tambahan 2000 poin, Medvedev sendiri yang saaat ini masih menjadi nomor 1 dunia, Senin depan dipastikan akan kehilangan peringkatnya menyusul kehilangan poin juara US Open 2021 yang direbutnya tahun lalu.

Jika kedua petenis (Alcaraz dan Ruud) kandas di semifinal, Alcaraz yang akan menjadi nomor satu dunia, tetapi jika Alcaraz gagal melangkah ke final maka Ruud yang akan menduduki ranking satu dunia jika berhasil masuk ke final dengan apapun hasil finalnya nanti, karena sebagai finalis saja dengan tambahan 1200 poin sudah menempatkan Ruud menjadi peringkat 1 dunia..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun