Kalau Marthino Lio nekat soal fisik, maka Sallum Ratu Ke total di sisi emosional dan karakter. Ia memerankan Ella, wanita hamil yang jiwanya terancam oleh kekuatan gelap.
Untuk menjiwai peran itu, Sallum meminta dibuatkan prostetik perut hamil, dan memakainya setiap hari selama berbulan-bulan, bahkan saat tidak syuting.
"Aku yang minta. Karena aku belum pernah hamil, aku harus tahu gimana rasanya pergi ke mana-mana bawa bayi di perut. Aku pakai terus, kecuali waktu tidur," ungkapnya.
Bayangkan betapa sulitnya, makan, duduk, bahkan berjalan pun terasa berat. Tapi justru dari situ, Sallum bisa memahami beban emosional Ella: ketakutan, kelelahan, dan naluri melindungi yang begitu kuat.
Tak heran jika aktingnya disebut paling autentik di film ini. Ia tidak sedang berperan sebagai ibu hamil. Ia benar-benar menjadi ibu hamil.
3. Sutradara Charles Gozali: "Kalau Takut, Aku Duluan yang Lakuin!"
Dalam banyak produksi film, sutradara cukup duduk di balik monitor sambil mengarahkan. Tapi Charles Gozali bukan sutradara biasa. Ketika salah satu adegan ekstrem membuat pemainnya ragu, yakni menghentikan ayunan golok dengan mulut, ia malah maju sendiri.
"Gue agak ngeri buat ngelakuinnya. Tiba-tiba bang Charles langsung maju dan contohin sendiri, bener-bener berhentiin golok itu pakai mulutnya. Sejak itu, gue nggak punya alasan buat takut," kata Lio, mengenang momen itu.
Charles bukan hanya mengarahkan adegan; ia menghidupkannya dengan tubuh sendiri. Dedikasinya memberi efek domino ke seluruh kru. Rasa takut berubah jadi semangat, karena kalau sutradaranya berani, siapa yang mau mundur?
Keringat, Luka, dan Cerita yang "Berdarah-Darah"
Seluruh proses syuting Tumbal Darah seolah memang dirancang untuk menguji batas. Dari aksi fisik ekstrem hingga proses emosional yang berat, semuanya dijalani dengan kesungguhan yang luar biasa.