Mohon tunggu...
Christopher Brandon Tjandra
Christopher Brandon Tjandra Mohon Tunggu... SMA Kolese Kanisius (Mahasiswa)

Mengamati, memproses, dan memahami.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Niskala Kehadiran yang Tak Terlihat namun Nyata

17 Agustus 2025   00:22 Diperbarui: 17 Agustus 2025   00:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pemandangan Desa (Sumber: freepik)

Niskala adalah ruang di mana yang tak terlihat tetap hadir, menyentuh kehidupan tanpa wujud. Ia mengalir di antara batas nyata dan rahasia, menghubungkan manusia dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya.

Kabut pagi menyelimuti sawah, menutup pandangan seolah dunia sedang bersembunyi. Suara angin hanya samar, membelai pucuk padi tanpa meninggalkan jejak. Di balik keheningan itu, ada rasa yang sulit dijelaskan, sebuah kesadaran bahwa yang kasat mata hanyalah permukaan dari kenyataan. Begitulah niskala dipahami, sebagai kehadiran tanpa bentuk yang melampaui pancaindra. Dalam bahasa hati, niskala adalah jeda di antara detik, ruang di antara napas, yang keberadaannya terasa meski tak pernah terlihat.

Secara etimologis, niskala berasal dari bahasa Sanskerta, berarti "tidak berwujud" atau "melampaui bentuk fisik". Dalam budaya Bali, konsep ini selalu berjalan beriringan dengan sekala, yang berarti dunia nyata. Hubungan antara keduanya terlihat dalam tata letak pura, ritual adat, dan pemahaman tentang keseimbangan alam. Segala perbuatan manusia diyakini memiliki dampak di dua dunia ini: yang terlihat dan yang tersembunyi.

Niskala sering dihadirkan melalui simbol, seperti asap dupa yang membubung ke langit atau suara gamelan yang bergema di udara. Simbol-simbol ini tidak hanya indah secara estetis, tetapi juga mengandung pesan bahwa ada lapisan kehidupan yang tidak dapat disentuh. Bagi masyarakat adat, menghormati niskala berarti menjaga harmoni dengan alam, leluhur, dan kekuatan yang tak kasat mata. Bahkan gerakan tangan dalam tarian tradisional pun diyakini sebagai dialog antara dunia kasat mata dan dunia tak kasat mata.

Niskala dalam Perspektif Sains dan Budaya

Dari sudut pandang ilmiah, niskala dapat diartikan sebagai hal-hal yang tidak terlihat tetapi memiliki pengaruh nyata. Contohnya, medan magnet bumi tidak tampak oleh mata, namun melindungi kehidupan dari radiasi matahari. Demikian pula, gelombang suara dan cahaya berada pada spektrum yang sebagian besar tak terjangkau pancaindra manusia. Bahkan gravitasi, yang menjaga bumi dan planet tetap pada orbitnya, adalah bentuk kekuatan tak kasat mata yang diakui sains. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa yang tak terlihat sering kali menjadi fondasi dari segala yang kita alami.

Yang tak terlihat bukan berarti tak ada, justru di situlah kekuatan sejatinya.

Para antropolog melihat niskala sebagai fondasi sosial dan kultural. Keyakinan terhadap hal-hal tak kasat mata mendorong perilaku kolektif, seperti menjaga sumber air, melestarikan hutan, atau mematuhi aturan adat yang melindungi ekosistem. Di Jepang, misalnya, ada kepercayaan pada roh penjaga pohon yang membuat masyarakat enggan menebang sembarangan. Bahkan di zaman modern, niskala bisa ditemukan dalam bentuk sinyal internet, arus listrik, dan gelombang radio. Semuanya tak terlihat namun menghubungkan miliaran manusia.

Dalam konteks pribadi, niskala dapat diibaratkan dengan nilai dan emosi. Cinta, rasa hormat, dan kepercayaan tidak dapat diukur secara fisik, tetapi membentuk hubungan dan keputusan manusia setiap hari. Sama seperti cahaya yang terhalang awan namun tetap menghangatkan bumi, niskala mengajarkan bahwa pengaruh terbesar sering hadir tanpa bentuk. Nilai-nilai inilah yang sering menjadi penggerak utama di balik tindakan besar maupun kecil dalam kehidupan.

Niskala bukan sekadar tak kasatmata, melainkan ruang tempat makna bertumbuh tanpa harus selalu dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun