Mohon tunggu...
Christ Lisangan
Christ Lisangan Mohon Tunggu... News and Science

Full-time lecturer and aviation enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan programmer tapi nekat bikin chatbot

20 Agustus 2025   08:43 Diperbarui: 20 Agustus 2025   08:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar dari mahasiswa saya mengenal saya sebagai dosen yang mengajar mata kuliah jaringan komputer dan turunannya. Saya pernah self-declare "I hate programming". Mungkin ada trauma masa lalu pada saat kuliah nilai mata kuliah programming saya selalu berada di ambang batas lulus alias C. (Dosen juga manusia )

Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya menjadi seorang yang selalu haus akan hal-hal baru. Ada sebuah kesadaran baru bahwa "hidup terlalu singkat untuk tidak belajar hal baru". Dari belajar menerbangkan pesawat Cessna hingga menikmati keindahan bawah laut dengan diving, saya selalu mendorong diri saya untuk keluar dari zona nyaman.

Suatu kali disaat sedang scrolling social media, saya melihat ada sebuah kesempatan untuk mengikuti sebuah program luar biasa bernama AI for Developer, bagian dari inisiatif AI Opportunity Fund: Asia Pacific, kolaborasi keren dari AVPN, Google.org, dan Asian Development Bank. Inilah peluang untuk terjun ke dunia AI, tanpa ragu saya memberanikan diri untuk mendaftar.

Awalnya istilah-istilah seperti Node.js, frontend, backend, atau API terdengar seperti bahasa alien bagi saya. Learning curve-nya terasa seperti mendaki tebing curam tanpa tali. Saya dihadapkan pada dua pilihan apakah 1. melanjutkan belajar atau 2. berhenti...I am glad I choose the first.

Di sesi ke 5, kami diberikan tugas untuk membangun sebuah chatbot berbasis web yang bukan sekadar menjawab pertanyaan dengan jawaban kaku, tapi bisa berpikir dan merespons secara dinamis, layaknya asisten pribadi yang cerdas. Jantung dari kecerdasan ini adalah Google's Gemini 2.5 Flash model. Untuk itu saya harus memahami bagaimana sebuah pesan dari browser bisa sampai ke server, lalu berkomunikasi dengan AI, dan kembali lagi ke layar pengguna dalam sekejap. Rasanya seperti menyusun puzzle raksasa yang kepingannya bertebaran.

Untungnya, saya tidak sendirian, gabungan antara pembelajaran mandiri, review rekaman pembelajaran, live mentorship oleh Mbak Mutia Ayu Dianita,  dan kolaborasi dengan Gemini Code Assist membuat saya perlahan namun pasti mulai memahami alur kerja ini.

Visualisasi seluruh prosesnya kurang lebih seperti ini:

  1. Seorang pengguna mengetik pesan di halaman web.
  2. Pesan itu diteruskan ke server backend yang saya bangun dengan Node.js.
  3. Server ini kemudian 'berbicara' dengan Gemini AI, meminta respons.
  4. Gemini AI memproses pesan dan mengirimkan balasan.
  5. Server mengambil respons itu dan mengirimkannya kembali ke browser.
  6. Voila! Pesan balasan muncul secara real-time di layar pengguna.

Meskipun bagi sebagian besar programmer ini mungkin hal yang sangat sederhana, bagi saya, melihat chatbot ini berfungsi sempurna adalah momen epik. Ada keasyikan tersendiri saat melihat ide yang tadinya abstrak bisa terwujud menjadi program yang interaktif. Prosesnya memang menantang, tapi rasa puasnya tak tergantikan.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa batasan itu sering kali kita ciptakan sendiri. Jika kita punya niat dan mau mencoba, semua sumber daya untuk belajar sesungguhnya sudah tersedia di sekitar kita. Kunci utamanya adalah kemauan untuk menantang diri sendiri dan tidak pernah berhenti belajar.

Jika ada di antara pembaca yang tertarik untuk ikut serta dalam perjalanan inspiratif ini, kalian bisa cek programnya melalui tautan ini: https://www.hacktiv8.com/projects/avpn-asia.

Semoga kisah ini bisa memotivasi kalian untuk berani melangkah keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya! Stay Awesome!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun