Mohon tunggu...
Christine Abigail Panjaitan
Christine Abigail Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa komunikasi, sedang belajar menulis di media online!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kabar Moral Via Online, Tidakkah Sama Saat Offline?

28 Maret 2021   12:11 Diperbarui: 28 Maret 2021   12:20 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kegiatan Mahasiswa Selama Kuliah Online (Foto: Christine Rika)

Sejak kemunculan virus corona, satu tahun terakhir sekolah telah di 'liburkan', bagaimana kabar moral mahasiswa? Dibanding sekolah tatap muka, tentu pertemuan via online melahirkan kesan baru bagi masyarakat. 

Semua orang dipaksa mempelajari aplikasi video call dan mengganti beberapa kegiatan tatap muka menjadi sistem daring. Pengalaman yang dirasakanpun sangat berbeda. Mulai dari sistem pembelajaran, sistem penugasan, sampai bantuan kuota gratis untuk pelajar.

Terlebih saat mendekati hari ujian semester. Mahasiswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan sebenar-benarnya dengan usaha 'semaksimalnya'. 

Jika dilihat dari keleluasaan daring, otomatis mahasiswa bebas mengakses informasi tanpa sepengetahuan siapapun. Tak terkecuali di saat ujian. Pentingkah menerapkan sistem pengawasan akademik dalam kondisi seperti ini?

Pengawasan akademik atau yang biasa disebut dengan supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. 

Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya realita apa yang terjadi di dalam kelas? Atau apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Sementara moral adalah ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan perilaku, akhlak yang dimiliki semua orang. Mengapa pengawasan akademik berkaitan dengan moral? Karena sejatinya guru tidak pernah lepas dari kehadiran pelajar, perilaku pelajar, hingga hasil seperti apakah yang akan diterima pelajar dari kegiatan bersekolah. Jadi sikap dan perilaku pelajar dapat dicerminkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah tempatnya belajar.

Jika mayoritas tidak menerapkan sistem pengawasan akademik yang baik otomatis akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang termasuk bagian dari kejujuran pelajar. 

Seperti yang terjadi saat ini, mencontek ialah salah satu hal yang tak bisa disangkal setiap pelajar. Kemungkinan pelajar untuk mencontek dalam sistem pembelajaran daring akan lebih sulit untuk dikontrol dibanding saat luring. 

Pengajar tidak bisa mengawasi secara langsung tentang apa yang dilakukan pelajar. Tidak akan ada yang tahu kapan pandemi segera berakhir. Namun apa salahnya bagi masyarakat kampus untuk tetap memperjuangkan pengawasan akademik?

Upaya Menerapkan Kejujuran

Sebagai mahasiswa, kejujuran merupakan hal penting yang tak boleh dilupakan. Seperti apa upaya yang dapat dilakukan masyarakat kampus dalam menerapkan sistem pengawasan akademik yang baik? Dapat dimulai dari diri sendiri. Sebagai ajang keaktifan, mahasiswa telah diberi keleluasaan untuk berinteraksi dan bertanya kepada dosen disetiap jam pelajaran. 

Jika tujuannya untuk mendapat nilai ujian yang baik, mengapa tidak dimulai selama masa pembelajaran? Gunakanlah waktu pembelajaran untuk pelajar dapat aktif bertanya dan merespon materi kuliah. Dengan senantiasa pun pengajar akan mengingat bahwa pelajar juga bisa aktif saat pembelajaran, tidak hanya saat ujian saja.

Interaksi dalam kelas justru dapat menonjolkan mana pelajar yang terbuka dan tertutup. Pengajar dapat melihat secara langsung seperti apa perilaku pelajar. 

Ditambah keaktifan ruang kelas juga menunjukkan perilaku pelajar yang terhindar dari kecurangan. Sebab lebih minim kebohongan/menconteknya dibanding  mengerjakan ujian tanpa pengawasan pengajar.

Sebagai salah satu faktor penting dalam pembangunan, termasuk bidang pendidikan, SDGs memiliki tujuan meningkatkan kualitas pendidikan, memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil, dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua. Jadikanlah kesempatan belajar untuk memperoleh ilmu sebanyak mungkin tanpa melupakan nilai moral yang dimiliki setiap manusia. Mari membangun moral bangsa yang jujur, disiplin dan berpikir global. Tak hanya dilingkungan sekolah tetapi juga di keluarga, dimanapun dan kapanpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun