Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Dilema Orang Tua Tunggal Ber'kebutuhan Khusus'

2 April 2012   05:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:08 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_179563" align="aligncenter" width="615" caption="healthofchildren.com"][/caption]

Sebenarnya, tidak ada yang salah sebagai orang tua tunggal. Sebenarnya juga, tidak ada yang salah dengan seseorang yang mempunyai 'kebutuhan khusus' karena banyak hal. Walau banyak yang mendukung, misalnya, keluarga dan sahabat, banyak juga orang2 yang tidak mengerti, bagaimana menjadi seseorang dengan predikat orang tua tunggal serta orang tua yang mempunyai kebutuhan khusus, seperti aku .....

Jujur, setelah aku berpredikat sebagai 'orang tua tunggal' ( single parent ) tahun 2007, aku pun tidak merasakan 'sesuatu' dalam mendidik anak2ku. Ketika itu, anak2ku memang masih duduk di bangku SD, tetapi mereka sudak mengerti dengan baik, mengapa aku menjadi seorang mama yang taidak didampingi oleh seorang papa. Kehidupanku lancar2 saja, walau disatu sisi, aku harus melipat-gandakan otak dan tenagaku, secara aku harus membiayai sendiri anak2ku dimana papanya tidak memberikan fasilitas pendidikannya.

Mulai dengan aku harus berpindah dari rumahku ke rumah orang tuaku, sampai aku harus berusaha untuk memenuhi apa yang mereka butuhkan, mulai dengan 'kesepian'ku karena tidak ada tempat untuk berbagi dalam mendidik anak2ku yang mulai masuk sebagai anak ABG, sampai aku harus mencari kesempatan untuk bisa 'bertemu' dengan anak2ku. Semuanya aku lakukan sendiri. Aku menjadi seorang wanita yang tegar, 'struggle', mandiri serta 'multitasking'. Walau aku harus bekerja keras ( karena aku adalah pekerja lapangan ) untuk mendapatkan hasil dan 'bonus' dari perusahaanku, aku masih tetap bersyukur bahwa orang tuaku masih bisa dimintai tolong untuk menjaga anak2ku ..... Puji Tuhan .....

Sebelum 2 tahun lalu, aku masih bisa membagi waktuku antara pekerjaan, kegiatan serta berinteraksi dengan anak2ku. Sejak pagi2 jam 5, aku harus mengejar2 anak2ku untuk mandi, makan, bersiap2 ke ke sekolah sampai berangkat ke sekolah. Setelah itu, aku mempersiapkan diri untuk mengajar sebagai dosen di 2 universitas swasta terkenal. Jam 6 pagi aku arus sudah ada di atas mobilku, menyetir sendiri sambil makan roti dalam kemacetan sehari2, karena jam 7 - 9 pagi, aku harus di universitas tempat aku mengajar.

Jam 10 pagi aku mulai bekerja sampai jam 12 malam, bahkan sering sampai pagi, karena memang pekerjaanku sedang mengejar 'deadline' dalam waktu 2 tahun harus bisa digunakan ( waktu itu aku sedang membangun sebuah super blok besar di sebuah tempat di Jakarta ). Jika aku bisa pulang jam berapapun, rutinitas itu tetap aku jalankan. Aku tetap bersemangat, ku tetap bersyukur dan aku tetap berusaha sebaik2nya dalam menuju masa depanku bersama2 anak2ku.

Hari Sabtu, kadang2 aku memang tetap harus bekerja. Jika memang tidak harus, aku meminta ijin boss ku untuk menemani anak2ku berinteraksi. Puji Tuhan, bossku, direktur proyek, sangat mengerti  kehiupanku sebagai 'single parent', sebagai wanita biasa dan sebagai mama dengan anak2 yang masih kecil. Dan hari Minggu, aku memang mengkhususkan diri untuk tetap memuji dan memuliakan Tuhan dalam Kebaktian di Gerejaku, dan seharian aku pasti ada bersama dengan anakku dan orang tuaku.

Aku sangat menikmati peranku sebagai 'single parent', dan Puji Tuhan, anak2ku pun sangat mengerti bahwa aku adalah hanya 1 orang tua, serta mereka tidak pernah menanyakan apapun tentang papanya, walau aku tetap selalu member pengertian bahwa papanya tetap papanya, yang juga mencintai mereka dan mereka juga harus mencintainya .....

Jika pernah melihat kehidupanku sebelum aku sakit, sangat terlihat bahwa aku dan anak2ku selalu senang dan bahagia. Hubunghanku dengan mereka dan kedua orang tuaku sangat positif dan membuat masing2 dari kami selalu berupaya untuk terus membangun kehidupan keluarga yang seperti ini. Sampai pada saat aku harus 'terkukung' oleh sakit yang aku derita, sebagai penyandang pasca stroke .....

Aku tidak akan mengulangi apa yang terjadi tentang sakitku. Bisa dibaca di lapakku di kanal 'medis' atau di kanal 'catatan harian' dalam curhat dan keseharianku. Tetapi sekarang, aku hanya akan sedikit membahas dan terbuka sebagai 'seorang wanita berkebutuhan khusus yang menyandang sebagai orang tua tunggal' .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun