Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aku di EXPO 2025 dan Menikmati Banyak Inspirasi dari Arsitek Jepang di Osaka dan Kyoto

13 Oktober 2025   08:10 Diperbarui: 13 Oktober 2025   08:10 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi. Aku di East Gate EXPO Internatinal Osaka 2025, sebelum masuk area

By Christie Damayanti

EXPO Osaka 2025

Sebuah tujuan prestisius bagi dunia, bagi orang2 yang terlibat untuk melaksanakannya, bagis semua negara yang ingin memeriahkannya, bagi warga negara2 yang mengurusnya, bagi calon2 pengunjungnya (termasuk aku), bahkan bagi semua orang di seluruh dunia walau tidak bisa datang kesana .....

Awalnya,
Sebelum ada informasi dari IAI Ikatan Arsitek Indonesia tentang perjalanan kali ini untuk mengunjungi EXPO Osaka 2025 lalu, aku sudah berencana untuk kesana Bersama anakku Michelle yang tinggal di Tokyo sejak tahun 2027.
Diskusi berkepanjangan karena kami sama2 pekerja sibuk, akhirnya akum au ke EXP Osaka 2025 ini sekitar bulan September atau Oktober dengan suhu udara yang sudah lumayan turun masuk musim gugur.

Karena belum jelas tanggalnya, akhirnya Michelle harus pergi  ke Okinawa selama 1 bulan, sementara aku sudah menetapkan pergi di akhir September sampai awal Oktober. Dan, Michelle tidak bisa ke Osaka karena dia memang Bersama teman2nya.
Walau kecewa, aku tetap berencana untuk pergi ke Osaka, sebelum ada even trip EXPO Osaka 2025 dari IAI.

Lalu, kuputuskan untuk itu trip dengan IAI anpa harus ke Tokyo dahulu, langsung ke Osaka, dengan dibantu semua urusan dari IAI. Dengan beberapa kekecewaan dan keraguan untuk aku bisa Bersama dengan grup IAI yang kemungkinan besar akan disulitkan olehku dengan keterbatasanku.

Kekecewaanku jelas karena aku tidak bisa melihat dan memeluk Michelle. Secara, terakhir aku melihat dan memeluk Michelle waktu bulan Februari 2025 lalu. Sudah lama sekali! Dan keraguanku adalah bagaimana aku akan menyulitkan mereka.

Bagaimana tidak?
Aku akan banyak menyulitkan mereka dengang berbegai masalah,

Pertama,
Aku yakin, mereka akan berpikir tentang hotel dimana kursi roda aku bisa masuk ke kamar. Karena, dengan pengalamanku ke jepang 3x setahun untuk menjenguk anakku, tidak semua hotel bisa membawa masuk kursi rodaku karena terlalu kecil. Bahkan, di hotel2 bintang 3, kecuali hotel Bintang 5 branded.

Kedua,
Kursi rodaku harus naik turun ke stasiun dengan elevator, sementara tim IAI dengan 30 orang, akan sulit. Dan yang jelas akan memperlambat traveling ini. Makanya, aku sangat tidak merasa nyaman jika harus berjalan Bersama rombongan besar seprti ini.

Ketiga,
Transportasi pun akan sangat bermasalah, walau Jepangr amah sekali untuk kursi roda dengan transportasi umumnya. Ketika seperti biasa aku harus mendatangi dulu ke kantor stasiun kemanapun aku bertujuan di Jepang, karena harus minta bantuan dengan slooper atau ramp mobile. Tetapi jika dalam rombongan besar seperti ini, akan sangat lama karena petugas stasiun harus menelpon petugas tujuanku, untuk dijemput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun