Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Paralimpiade sebagai Bentuk Lain dari Sebuah Diskriminasi?

6 September 2021   14:15 Diperbarui: 6 September 2021   14:33 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.paraolimpiagames.blogspot.com

Perbedaan utama antara Olimpiade dan Paralimpiade adalah bahwa sementara sebagian besar peserta Olimpiade adalah orang yang berbadan sehat, para peserta Paralimpiade dipengaruhi oleh beberapa bentuk cacat fisik atau intelektual.

Sebenarnya, Paralimpiade awalnya dimulai sebagai cara untuk membantu tentara yang terluka dalam Perang Dunia II.

Permainan dimulai sebagai cara untuk memberikan rehabilitasi olahraga bagi para veteran, yang akhirnya berubah menjadi olahraga rekreasi dengan kompetisi persahabatan sebelum akhirnya berkembang menjadi Paralimpiade saat ini.

Keberadaan Paralimpiade dengan atlet2nya, terus berjuang untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan setara dengan Olimpiade yang non-disabilitas.

Sesuatu yang merupakan perjuangan berkelanjutan, tetapi Paralimpiade kini telah mendapatkan lebih banyak perhatian daripada sebelumnya.

Cerita tentang bahwa Paralimpiade mengangkat derajat kepada disabilitas, mungkin benar karena disabilitas berada atas panggung dunia. Tetapi, benarkah bawa disabilitas menjadapat perlakuan non-iskriminasi?

Pada kenyataannya, TIDAK!

Karena Paralimpiade hanya sebuah eforia sesaat, selama 2 minggu seiap 4 tahun sekali. Paralimpiade tidak mendampingi disabilitas dalam kehidupan sehari2, dimana justru perjuangan mereka adaah kehidupan.

Namun, atlet dalam kompetisi ini jarang menerima perhatian yang diterima oleh atlet non-cacat dalam Olimpiade.

Apakah acara olahraga ini benar-benar mencapai tujuannya? 

Dan, apakah ini merupakan diskriminasi dalam bentuk lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun