Aula futuristik yang mezzaninenya tergantung di antara dua dinding panel kaca besar adalah yang lebih besar dari dua teater dengan kursi untuk lebih dari 5.000 orang. Kesan mezzanine melayang di udara tercipta dari dinding kaca yang menyala dari belakang.
Ruang yang lebih intim untuk konser dan konferensi disediakan oleh teater yang lebih kecil yang memiliki dinding berundak yang dilapisi dengan quince Cina yang memberi ruang kehangatan yang kurang di seluruh kompleks.
Struktur ini terdiri dari sebelas lantai di atas tanah, setinggi 60 meter dan 3 di bawah, basement. Kaca laminasi dinding tirai setinggi 60 meter dirancang khusus transparan untuk terhubung secara visual dengan teater dan plaza.
Bentuk lambung kapal ini, seperti struktur atap, terlihat melalui fasad kaca yang dilaminasi menciptakan tanda khas pada cakrawala Tokyo.
Atrium transparan ini tampaknya tergantung dalam kehampaan, "kosong" tanpa fungsi karena memang demikian si arsitek mendesainnya, ditopang oleh satu kantilever dan dua kolom talang raksasa.
Sebuah jalan di sepanjang Aula yang mengarah ke puncak gedung dilintasi oleh serangkaian jembatan yang, selain menghubungkan ruang2 yang berfungsi sebagai penyangga horizontal untuk menahan tekanan angin pada dinding kaca, juga ditambahkan jalan setapak yang ditinggikan yang mengarah ke teater.
Melintasi area pejalan kaki dan sistem pilar yang membentang di sepanjang perimeter timur. Balok baja digantung pada titik tengah di sepanjang atap dalam desain yang meniru struktur perahu kayu. Dua kolom besar menopang struktur atap.
Bagaimana dengan keadaan untuk even Olympic Tokyo 2020?
***