Sebagai dai kaum disabilitas dunia, aku sudah merasakan bagaimana banyak Negara yang sangat peduli dengan kami. Kepedulian negara2 maju ini, sudah aku rasakan selama aku duduk di atas kursi roda, sebagai bagian dari disabilitas.
Dari Amerika, negara2 di Eropa dan Asia, termasuk Jepang. Terutama Jepang, aku merasakan sendiri, betapa negeri cantik ini benar2 dan sangat peduli dengan aku, bagian dari dunia disabilitas diatas kursi roda.
Suatu saat di musim panas Jepang tahun 2019 lalu, disebuah kereta yang membawaku pulang ke Funabashi Hoten, tetapi harus transit ke Stasiun Nishi Funabashi, seorang disabilitas netra, masuk ke kereta, dari pintu masuk di depanku.
Disabilitas netra itu, dituntun oleh seorang petugas stasiun, sesame petugas2 yang selalu memantuku dan membantu banyak orang2 disabilitas sepertiku dan kaum prioritas (lansia dan keluarga muda dengan anak2 kecil).
Petugas stasiun itu, dengan sangat sabar dan telaten, menuntunnya naik ke kereta dan mendudukkan nya dikursi khusus prioritas.
Disabilitas netra itu adalah perempuan muda dengan memakai "tongkat putih", dan dia terlihat sangat percaya diri. Sedikit berbincang dengan petugas dan tersenyum ketika si petugas membungkukkan tubuhnya tanda penghormatan.
Dan, si perempuan muda disabilitas near itu, melambaikan tangannya pada si petugas .....
Cerita tentang disabilitas, yang mewujudkannya muncul dalam situasi sosial, dan setiap keadaan yang berbeda di Asia tidak dapat dipahami tanpa masuk ke dalam sejarah sosial.
Tanggapan sosial sebelumnya kepada disabilitas netra khususnya di Jepang, menunjukkan ukuran  kelompok dan individu dalam pekerjaan yang dilindungi dan dihargai, dan mencerminkan kehidupan yang normal.
Peningkatan status di Jepang secara tradisional berasal dari putra kaisar yang buta di abad ke-9. Pendapatan nasional seharusnya dikhususkan untuk kesejahteraan orang buta sejak saat ini.