Aku sih, konsep ini mungkin tidak terlalu bisa diterima oleh banyak orang. Sementara, aku hanya seorang ibu dengan seorang anak yang gila Jepang, yan berkuliah, bekerja dan tinggal di Jepang. Aku bukan siapa2, bukan?
Tetapi, pada kenyataannya Jepang sudah membangun infrastruktur2 itu, sejak puluhan tahun lalu. Seperti apa, sih?
Infrastruktur2 itu adalah kartun2 dan animasi Jepang!
Sejak TK lebih dari 40 tahun lalu, aku sudah mengenal Godzila, atau Ultraman. Atau Candy2, atau manga Jepang yang bermata besar dan lebar. Itu membuat aku tertarik, sebagai anak TK. Jika akhirnya, aku tidak tertarik lagi tentang kartun Jepang, itu bukan berarti semua anak dunia menjadi tidak tertarik lagi tentang Jepang, bukan?
Dan akhirnya, ternyata anakku justru menjadi sangat tertarik dan bermimpi untuk "tinggal di rumahnya Nobita, yang ada Doraemon nya", hahaha ......
Semakin besar, dia mulai suka kartun2 jepang. Dia belajar menggambar manga, lalu nonto film2 animee, sampai di koleksi komin2 Jepang yang sampai ratusan buku! Bahkan, koleksi komiknya di rumahku ada 1 kamar, hahahaha .....
Semakin dewasa, dia belajar sendiri tentang bahasa Jepang, lengkap dengan huruf2 Kanjinya. Hiragana dan Katakana, sudah luar kepala tanpa dia minta belajar lewat guru les. Juga, akhirnya dia mulai tergila2 dengan boy-band Jepang yang katanya, keren2 .....
Artinya apa?
Seorang anak TK ini, sudah "termakan" dengan infrastruktur Jepang yang dibangun sejak puluhan tahun lalu, bahkan mungkin sebelum aku dilahirkan! Mungkin, kartun, manga dan animee Jepang bukan untuk membangun infratrukturnya.
Mungkin dahulu, kartun manga dan animee Jepang memang hanya untuk hobi dan industry entertainment saja.