Pertama aku melihat Orca, sewaktu aku SD di Sea World San Diego, California, aku terkesima. Seekor ikan paus pembunuh ( dulu, aku belum mengenak 'mamalia', semua menurut aku adalah 'ikan paus' ). Memang, Orca dewasa tidak sebesar paus2 lain, tetapi tetap saja lebih besar dari Lumba-lumba / Dolphin. Badan Orca yang besar dan gempal, tidak seperi lumba-lumba dan warna hitam-putih yang khas, membuat gampang mengingatnya. Beritu aku pertama kali melihat Orca dan melihat kepiawaiannya, semua memberkas di kepalaku.
Beberapa atraksi di Sea World. Badannya yang khas, berwarna hitam dengan bercak2 putih simetris, membuat kita gampang mengingatnya.
Kolam tempat beberapa Orca beratraksi di Sea World. Beberapa Orca yang kita bisa lihat melalui kaca kolam ini.
Orca, ataupun lumba-lumba, atau jenis paus yang lain, memang jenis mamalia laut yang pandai. Paus tidak disebut 'ikan paus' tetapi hanya 'paus' saja karena mereka bukan ikan ( lihat tulisanku 'Whale Watching': Menonton Paus di Habitatnya ). Di beberapa titik lautan, lumba-lumba bisa diandalkan untuk menolong manusia jika dalam bahaya ( misalnya, kapal karam atau di serang ikan hiu ). Dan walau Orca tidak secerdik lumba-lumba, Orca juga bisa di andalkan untuk bersahabat dengan manusia ( seperti film 'Free Willy' sekita tahun 1980-an ).
Orca dan lumba-lumba memang besahabat, dengan menyandang 'sahabat dari lautan' sering 'dimintakan' pertolongan bila manusia 'tersesat' di lautan.
Seperti di Gelanggang Samudra Ancol, konservatori paus pembunuh menjadi perhatian banyak kalangan. Jika konservatori lumba-lumba banyak terdapat di banyak negara, lain halnya dengan Orca. Ya, memang karena habitatnya lah, Orca hanya bisa di daerah dingin, tidak mungkin Orca 'hidup' di Jakarta yang merupakan daerah tropis. Orca juga bisa dilatih seperti lumba-lumba, untuk meloncat dan meliuk2kan tubuhnya juga bisa dilatih untuk berhitung.