Mohon tunggu...
Christi Parnamita
Christi Parnamita Mohon Tunggu... Konsultan - Sharing yuk perihal Trading Forex

a wanderer, a tip of stardust

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kontroversi Indira Khalista dan Sebuah Pelajaran Empati

16 Mei 2020   16:44 Diperbarui: 16 Mei 2020   16:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Timeline social media akhir-akhir ini dipenuhi dengan kritikan netizen terhadap selebgram Indira Khalista atas blundernya yang menyampaikan bahwa dia lelah sekali harus menggunakan masker kemanapun dia pergi. Baginya sangat Pengap. Sontak, opininya membuat publik murka, Banyak yang merasa bahwa Indira tidak mengindahkan anjuran pemerintah dan menjadi sangat egois hingga dia tidak mau memakai masker.

Kita semua manusia yang berbuat kesalahan, dan kesempatan untuk meminta maaf selalu terbuka lebar. Indira mengaku bahwa apa yang dia sampaikan adalah lelucon. Mungkin dari sini Indira akan belajar banyak tentang mengerti orang lain dengan cara instan. Indira menambahkan publik mustinya memahami bahwa dia adalah orang yang ceplas ceplos, well untuk mbak indira, pernahkah kamu mendengar pengibaratan 'Homo Homini Lupus'?, iya benar, Manusia adalah Serigala untuk Manusia lain. 

Sebagai manusia selalu ada keinginan untuk menjadi dominan, merasa lebih dari orang lain. Bagaimana sebuah pemikiran yang dicetuskan oleh Thomas Hobbes berabad abad lalu masih relevan sampai sekarang? Sederhananya, pembuktian menjadi lebih dominan ada berbagai macam cara, peradaban sebelum kita merebut dominasi dengan perang. 

Namun perang menggunakan senjata untuk saat ini sudah tidak relevan. Perang abad ini adalah perang di medan tempur social media menggunakan senjata Akal dan Nalar. Semakin anda menunjukan blunder di social media, disitulah tempat netizen berebut menunjukan dominasi intelejensinya disana. 

Sebenernya publik semestinya tidak menjadi semacam hakim seperti itu...

Mbak Indira mungkin akan melalui pendewasaan yang menyakitkan. Mungkin Mbak Indira Khalista bisa mempertimbangkan untuk meminta maaf dan juga menebus kesalahannya dengan campaign penggunaan Masker di situasi seperti ini. Peluang maaf selalu terbuka lebar mbak, hehe. Begitulah netizen, Tapi anda akan dimaafkan apabila anda dengan legawa mengakui kesalahan dan mengakui kebodohan yang anda lakukan. 

Persis seperti penggambaran yang tertera di atas. Manusia akan selalu seperti itu, sibuk menggunakan social media untuk menyerang satu sama lain naun lupa cara untuk menggunakan empati. Untuk apa yang dilakuka mbak Indira, mengingatkan sangatlah perlu. 

Di sini saya juga heran, mengapa Host yang ada di acara tidak langsung mengingatkan Indira untuk memfilter jokes yang sensitif mengenai coronavirus itu. Bahkan Host tidak cut bagian yang terang terangan sangat offensif. 

Tapi kembali lagi, Host nya juga membutuhkan engangement d account youtubenya agar dia mendapatkan uang. Padahal, masih banyak cara menghasilkan uang tanpa harus memperlihatkan kebodohan orang lain.

Banyak sekali cara untuk menghasilkan uang tanpa harus menjatuhkan orang lain, Kamu bisa temukan caranya di link berikut: www.valasonline.com

Mudah sekali menghasilkan uang dari sensasi yang diada-ada, Untuk Mbak Indira, Momen ini mengajarkan pelajaran yang tidak bisa anda dapat di platform pembelajaran apapun, berhati-hatilah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun