Mohon tunggu...
Chris Noya
Chris Noya Mohon Tunggu... -

We cannot negotiable with people who say “What’s mine is mine and what’s yours is negotiable”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sam Pormes Buka Kedok Sang Presiden

25 Juli 2014   20:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:14 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14062686401428763822

Pada tanggal 17 Juli 2014 Sam Pormes mengirimkan surat kepada tiga rektor universitas di Maluku, yakni Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si (Rektor Universitas Pattimura), Dr. C. A. Alyona (Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku) dan Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag (Rektor Institut Agama Islam Negeri Ambon) terkait kerjasama antara Pemerintah RMS dengan tiga univeritas tersebut menyangkut penyelenggaraan kegiatan seminar di Ambon yang akan diselenggarakan pada tanggal 2-4 Agustus 2014 bertema “Beta Maluku, Mau Madju”. Sumber: www.facebook.com

Surat Sam Pormes tersebut telah menjadi bola salju di media sosial Indonesia hingga memancing Gubernur Maluku Said Assegaff dan Rektor IAIN Ambon Hasbollah Toisuta membantah dengan tegas isu seminar di Ambon pada Agustus mendatang. Sumber: Gubernur: Tidak Ada Seminar RMS di Ambon dan IAIN Tidak Punya Agenda Seminar Dengan Separatis

Atas bantahan dari Gubernur Maluku dan Rektor IAIN Ambon itu, maka informasi yang selama ini dihembuskan oleh John Wattilete selaku Presiden Republik Maluku Selatan kepada komunitas masyarakat Maluku di Belanda bahwa Seminar di Ambon mendapat dukungan penuh dari rakyat Maluku di Indonesia merupakan informasi sampah yang selayaknya dibuang jauh-jauh dari pikiran masyarakat Maluku di Belanda.

“RMS bebas untuk mengatur dialog sendiri, tetapi RMS tidak berhak untuk berbicara dengan mengatasnamakan seluruh komunitas masyarakat Maluku di Belanda,” tegas Sam Pormes dalam suratnya.

[caption id="attachment_316767" align="aligncenter" width="640" caption="Sam Pormes saat diwawancari Olivier Spree (4en5meiamsterdam.nl)"][/caption]

Di Indonesia mungkin kita hampir tidak mengenal sosoknya, namun bagi warga Maluku di Belanda khususnya di Kota Assen ia merupakan tokoh politik dan akademisi yang disegani tidak hanya di kalangannya sendiri akan tetapi warga asli Belanda juga sangat menghargai dan menghormatinya, terbukti sejak tahun 1988 hingga 2001 ia menjadi anggota DPR Kota Assen dan orang pertama keturunan Maluku yang menjadi Senator Belanda dari Partai Hijau (GroenLinks) pada tahun 2001-2006 sekaligus menjabat sebagai Direktur Pusat Kerjasama Internasional Dranthe. Ia bernama Samuel Richard Pormes atau lebih dikenal dengan Sam Pormes, cucu dari seorang Sersan Mayor KNIL asal Maluku bermarga Pelupessy. Sumber: www.parlement.com


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun