Kita abaikan dulu kavlingan eksklusif itu. Dari 135 Ha lahan reklamasi anggap saja lahan efektif untuk bangunan setengahnya saja. Sisanya buat fasum, fasos, jalan, taman dan buat hutan kota sekalian.
Kalau biaya reklamasi Rp 1 juta/m2, maka biaya tanah matangnya menjadi Rp 2 juta/m2, karena hanya setengah saja lahan yang efektif bisa dijual.
Nah, untuk kawasan "The New Ancol Gold Coast" ini, harga tanahnya pasti tidak akan kurang dari Rp 10 juta/m2. Bayangkan saja berapa keuntungan yang bisa diraup oleh Pemprov DKI Jakarta.
Tapi tunggu dulu. Waktu kampanye dulu, ane masih punya utang "Rumah Lapis DP 0%" kepada warga.
Nah kini saatnya untuk bayar utang.
Developer yang dulu dipanggil lagi. "Setelah insap"pastinya mereka akan demen sekali untuk kerja sama lagi.
Nah sekarang developer kembali diberikan wewenang untuk mengelola seperti semula. Tetapi syaratnya 35 Ha dari lahan itu mereka bangun rumah lapis untuk rakyat. Setidaknya bisa didapat 30.000 hingga 45.00 unit flat/rusunbagi rakyat.
Dan enaknya itu, rakyat itu tidak perlu pake depe-depean karena sudah didepein sama developer
Nah, kalau sudah begini, ane pun adem kalo mau nyapres untuk 2024 nanti...
Wassalam,
A-i-s......... eh Reinhard Hutabarat