Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pendekar Bo Kek Siansu Dari Tanah Batak

9 Juni 2018   05:02 Diperbarui: 10 Juni 2018   10:11 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Kung-fu Kingdom

Pada zaman dahulu kala, ketika itu tentara Kubilai Khan bersama armada kapal perangnya datang ke Nusantara hendak menyerang kerajaan Majapahit. Namun kemudian badai menerpa Laut China Selatan. Sebagian dari armada kapal perang tersebut terpisah dan terdampar di perairan barat Sumatera Utara .

Ketika rombongan tersebut merapat di perairan Sibolga pada dini hari, mereka secepatnya lari masuk ke dalam hutan, dan naik ke pegunungan untuk bersembunyi disana. Setelah beberapa tahun, rombongan tentara yang terpisah itu kemudian menetap di Tanah Batak untuk kemudian berasimilasi dengan warga setempat.

***

Suhu Apek Toya adalah keturunan kelimabelas dari tentara Kubilai Khan di Tanah Batak. Apek Toya juga adalah ketua perguruan Jip-hong-pai (Partai Masuk angin) dari Balige. Markas partai ini berada persis ditepi danau Toba dengan halaman yang luas dan asri, membuat para murid perguruan silat itu gampang melatih Lo-hain San-hoat (Ilmu Kipas Pengacau Lautan) yang menjadi andalan perguruan tersebut. Konon Lo-hain San-hoat adalah ilmu yang diturunkan oleh Bukek Siansu dari tanah leluhur...

Apek Toya tadinya mempunyai dua murid kesayangan yang menjadi asistennya dalam melatih murid-murid. Namun keduanya kemudian pergi mengembara untuk mencari makna kehidupan.

Murid tertua bernama Bo kep Siansu, yang tersohor di dunia kang-ouw sebagai pendekar tjaboel. Sedangkan sute (adik seperguruannya) bernama Bo kek Siansu, atau tersohor sebagai Pendekar Miskin dari Tanah Batak.

***

Pagi itu Bo kek Siansu baru saja selesai mandi kembang setaman setelah luluran. Kulitnya kini tampak semakin putih bercahaya. Seketika Bo kek terkejut melihat sosok seekor merpati yang hinggap di depan jemuran. Itu bukan merpati biasa. Itu merpati pos, merpati yang tak pernah ingkar janji milik Apek Toya!

Bo kek lalu memeriksa gulungan surat yang terikat di kaki merpati itu. Rupanya ada pesan penting dari Apek Toya. Ternyata kunci ruang keramat tempat benda-benda pusaka telah dicuri orang. Ditengarai orang tersebut adalah Bo kep siansu sendiri. Diduga Bo kep telah melarikan diri ke Tembok China, di tanah leluhur.

Kini pengurus perguruan Jip-hong-pai kebingungan. Sebentar lagi akan ada Gashuku dan ujian kenaikan tingkat yang selalu diakhiri dengan wisuda para murid dengan memakai benda-benda pusaka dari tanah leluhur. Setiap perguruan memiliki ciri dan benda pusakanya masing-masing. Tidak mungkin juga Jip-hong-pai meminjam benda pusaka milik Siauw lim-pai, Kun-lun-pai maupun Lap ciong-pai... Perguruan Jip-hong-pai nantinya pasti akan menjadi bahan olok-olokan...

Kini harapan disandarkan kepada Bo kek seorang untuk bisa mengambil kuntji tersebut kembali dari tangan Bo kep. Kalau tidak, Jip-hong-pai akan bubar ditinggal para murid! Jadi Bo kek harus pergi ke Tembok China, tanah leluhur yang belum pernah dilihat oleh Apek Toya sendiri...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun