Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Membangkitkan Ide Menulis untuk Kompasianer Anak-anak

2 September 2012   04:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:01 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo adik-adik. Jumpa lagi dengan Kak Choiron yang baik hati dan tidak sombong. Ayo sini. Duduk mengelilingi Kak Choiron untuk kita berdiskusi tentang dunia tulis menulis. Sebelumnya Kak Choiron sudah pernah menampilkan panduan Cara Menulis Aman untuk Anak-anak-di-Kompasiana. Jadi kalian pasti sudah belajar bagaimana menghindari konflik yang tidak perlu dengan memperhatikan rambu-rambu di tulisan tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Dok.Pri"][/caption] Kali ini Kak Choiron akan membagi tips bagaimana menggali ide menulis yang mungkin bisa membantu adik-adik sekalian untuk menjadi penulis kreatif dan produktif. Kreatif berarti memikirkan hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Oleh karena itu, adik-adik harus mulai berlatif berfikir out of the box atau terjemahan bebasnya di luar kebiasaan atau lazimnya. Untuk menggali ide kreatif dalam menulis, adik-adik tidak harus bertapa di sebuah gua atau mencari tempat yang sunyi yang lazim dilakukan oleh para filsof pencari kebenaran untuk merenungi nasib. Bahkan di tempat keramaian yang hingar-bingar sekalipun, ide menulis itu bisa dibangkitkan. Oh ya Kak Choiron menggunakan istilah dibangkitkan (generated) karena sebenarnya menulis itu mudah. Ingat, menulis itu mudah dan bisa dibangkitkan dari pikiran kreatif kita sendiri. Berikut beberapa cara memebangkitkan ide menulis.

  1. Membaca dan komentarlah. Membaca berita atau tulisan orang lain, akan sangat membantu membangkitkan ide. Namun setelah membaca, berikan pertanyaan untuk tulisan tersebut seperti: 'benar enggak sih?', 'kok bisa begitu?', 'kok bisa, bagaimana caranya?' dan pertanyaan lain. Berikutnya, buat sebuah artikel yang mengomentari isi berita atau artikel lain. Isinya bisa opini setujua dan mendukung, atau ketidaksetujuan kita. Contoh, sebuah artikel di kompas.com berjudul Animasi Ini Bikin Matematika Tak Ngeri Lagi. Setelah adik-adik membaca artikel tersebut. Buat pertanyaan, misalnya software animasinya gratis atau bayar dan mungkin tidak diterapkan di sekolah sendiri. Berikan alasan-alasan baik setuju mapun tidak setuju dengan dengan artikel tersebut.
  2. Melihat kejadian dari sisi lain. Penulis kreatif selalu bisa melihat sebuah kejadian dari sisi yang tidak biasa ditulis oleh orang lain. Misal,  saat ini berkembang kebakaran di Jakarta. Banyak penulis yang membahas penyebab kebakaran dan kemungkinan kaitannya dengan Pemilukada DKI Jakarta. Adik-adik bisa mengulas kebakaran tersebut dari hal lain yang tidak dibahas oleh artikel tersebut. Misal jenis-jenis alat pemadam kebakaran baik secara konvensional dengan menggunakan kain basah, maupun tabung berisi foam khusus. Tips atau cara memadamkan api. Bahannya bisa dicari di internet berupa gambar tabung pemadam kebakaran berbagai ukuran dan bahannya dan keterangan cara menggunakan dari pabrik pembuatnya. Bisa juga menulis perbandingan profesi pemadam kebakaran di Indonesia dan kota-kota lain di dunia, seperti di New York dan London.
  3. Tulis pengalaman pribadi yang ditemui di sekitar kita. Selain berupa opini yang mengomentari berita atau artikel lain, adik-adik juga bisa mencari ide dari kejadian sehari-hari. Misal saat berangkat ke sekolah, di jalan melihat rombongan motor gede yang dikawal oleh polisi. Tulisan bisa berupa opini dari perasaan adik-adik saat melihat rombogan moge tersebut. Bisa juga berupa reportase yang hanya menggambarkan keadaan jalan, jumlah moge, tampang pengendara dan reaksi masyarakat di jalan saat rombongan tersebut lewat, namun tampa memasukkan perasaan dan penilaian adik-adik di dalam tulisan. Oh ya, kucing berkelahi di depan rumah atau adik naik sepeda kecemplung got juga bisa menjadi bahan tulisan ya.
  4. Berita foto di sekeliling kita. Saat ini kamera sudah melekat menjadi satu dengan handphone. Membawa kamera ke mana-mana, akan cukup membantu mendapatkan ide menulis. Misal saat isi bensi, adik-adik bisa mengambil foto antrian yang panjang, petugas SPBU wanita yang cantik-cantik, mobil pemerintah yang mengisi premium, hingga alat-alat pemadam kebakaran di sebuah SPBU. Buat opini atau reportase dari foto yang kita ambil. Usahakan untuk memotret 3x pada objek yang sama, namun dengan sudut pengambilan yang berbeda, agar adik-adik bisa memilih foto terbaik.
  5. Menulis tentang orang-orang. Menulis seseorang tentu saja yang positif dan inspiratif saja. Misal orang tua, kakak, guru, atau tokoh terkenal yang membuat kita termotivasi dan terinspirasi dengan berbagai sikap, perilaku, dan cerita sukses mereka. Jangan menulis keburukan orang lain seperti teman, tentangga, apalagi guru. Lebih baik menulis hal-hal yang membangkitkan semangat saja. Misal, di sekolah ada seorang guru yang sangat ramah pada semua orang, rapi, kata-katanya selalu memberi semangat dan guru tersebut tidak pernah marah. Catat kalimat-kalimat penyemangatnya dan jadikan kutipan di tulisan. Kalau perlu, minta ijin untuk mengambil foto guru tersebut untuk melengkapi tulisan. Kedepan, adik-adik akan terbiasa menulis ottobiografi seseorang.
  6. Menceritakan kembali film dan buku secara ringkas. Adik-adik pasti pernah nonton film di televisi atau di bioskop? Atau pernah membaca buku selain buku pelajaran? Nah, tugas adik-adik adalah menceritakan kembali secara singkat alur dari film yang adik tonton. Berikan keterangan tambahan seperti pemerannya, aktor, aktris, sutradara, produser, dan informasi lainnya tentang film tersebut. Tulisan adik-adik merupakan cikal bakal penulisan resensi film. Demikian juga dengan menceritakan kembali isi buku secara ringkas. Opini yang menceritakan kembali sebuah buku disebut resensi buku. Jadi belajar menceritakan kembali isi film atau buku. Bahannya tidak pernah ada habisnya untuk ditulis.
  7. Curhat teman. Pernahkah adik-adik menerima teman yang curhat misalnya karena dimarahin guru, orang tua atau berkelahi dengan kakaknya? Nah, tuliskan kisah atau cerita curhat tersebut tanpa menyebut identitas teman adik-adik ya. Kemudian, tuliskan pandangan adik-adik tentang curhatan teman tersebut. Bisa berupa pemecahan masalah yang mungkin bisa digunakan. Bisa juga hanya berupa ulasan bagaimana menghindari masalah seperti yang teman alami.
  8. Topik khusus. Topik khusus ini merupakan tulisan bebas. Pilih satu kata yang kemudian kembangkan menjadi sebuah tulisan. Misal, (maaf) kata 'kentut'. Mulai dari apa itu kentut, bagaimana bisa terbentuk gas yang disebut kentut, makanan apa saja yang bisa memproduksi gas, bagaimana reaksi orang-orang saat ada yang kentut, kentut dan etika pergaulan, hingga cara kentut yang sopan. Pilih kata lagi yang lain, misalnya 'kompor'. Kembangkan pertanyaan bagaimana jaman dahulu orang memasak menggunakan tungku, berkembang kompor minyak tanah, kompor gas, kompor fokus cahaya matahari, dan istilah kompor dan mengompori.
  9. Kupas tuntas hobby dan profesi. Menulis biasanya akan lebih mudah bila membahas hobby atau kesenangan. Misal adik-adik suka main game online. Coba tuliskan jenis-jenis game yang pernah dimainkan dan apa kelebihan dan kekurangan game tersebut. Bila adik-adik hobby belajar bela diri silat, maka ceritakan pengalaman setiap latihan dan jurus baru yang diajarkan, atau pengalaman melakukan latihan  serang-hindar berpasangan. Sedangkan penulis dewasa biasanya menulis sesuai dengan profesi masing-masing. Misal, seorang guru menulis tentang pengalamannya mengajar, seorang dokter menulis tentang berbagai kasus pasien yang ditemuinya, seorang teknisi komputer akan menulis pengalamannya bertemu komputer yang rewel.

Demikian cara bagaimana menggali ide untuk menulis. Masih ada banyak cara lain bagaimana membangkitkan ide menulis. Ingat, sebuah tulisan panjang pasti dimulai dengan menuliskan sebuah huruf yang dirangkai menjadi kata. Kata dirangkai menjadi kalimat dan kalimat dirangkai menjadi paragraf. Rangkaian paragraf akan membentuk sebuah tulisan.  Bahkan seorang pelari, untuk mencapai garis finishpun harus mulai dari langkah pertama. Jadi, mulailah dari sebuah huruf dan rasakan bahwa menulis itu mudah. Selamat mencoba menggali ide menulis adik-adik. Semoga bermanfaat bagi adik-adik semua untuk terus menulis dan  menjadi penulis.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun