Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukan Malam Jahanam

28 September 2012   02:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara kantor baru saja selesai malam itu. Tiba-tiba saya dicegat oleh sekelompok teman kantor untuk hangout keluar. Bingung rasanya antara mengiyakan atau menolak secara halus. Apalagi seorang wanita seksi yang selalu mendekati saya (Baca : wanita-seksi-itu-mengejar-ngejar-saya) dengan agak memaksa untuk ikut. Sayapun menyerah dengan keadaan, walaupun ada perasaan tidak nyaman.

Seorang teman mempersiapkan mobil yang akan digunakan untuk hangout ke daerah dingin di tempat yang agak tinggi dari Surabaya. Sementara saya menunggu dengan si wanita seksi dan beberapa teman lain sambil bercanda. Beberapa candaan mulai melebihi batas ukuran saya. Beberapa kali si wanita seksi menggoda dengan menempelkan dan menggesek-gesekkan tubuhnya. Astaga... Apa memang berat menjadi pria yang setia pada banyak satu wanita saja?

Syaraf mulai terasa menegang. Ada perasaan bingung antara harus diffensive atau menyerah saja untuk selanjutnya 'menyerang balik'. Oh no... iman harus tetap kuat walau di sisi lain ada pergolakan batin untuk lepas saja dalam buaian mesra si wanita seksi.

Mobil mulai bergerak. Di dalam mobil, saya duduk bersebelahan dengan si wanita seksi di bangku tengah. Sementara pasangan yang lain berada di depan dan belakang. Obrolanpun mulai memasuki zona dewasa. Tidak ada cara lain kecuali memasang strategi offensive. Ada sebuah pepatah yang saya pahami, saat dalam kondisi tidak nyaman untuk tetap merasa nyaman. "when you are raped and you cannot escape, just enjoy it". Jadi saya harus mengambil inisiatif dan bertindak offensive untuk mengendalikan permainan.

Berikutnya, suasana romantis di mobil hilang seketika saat saya mulai mengendalikan pembiacaraan. Humor keras, humor serius, humor seksi menjadi andalan saya untuk mengocok perut semua orang. Punya sense of humor ternyata ada banyak manfaatnya juga. Termasuk untuk membela diri dan menyerang balik.

Akhirnya suasana berganti keakraban tanpa dibebani lagi oleh pikiran aneh yang bisa menghanyutkan ke suasana error. Kami memutuskan hanya mencari warung bakso saja untuk menikmati malam. Syukur apa yang saya cemaskan di awal  tidak terjadi, karena malam itu bukan lagi malam jahanam.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun