Mohon tunggu...
chitania sari
chitania sari Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pancasila, Sakti Sampai Kapanpun

28 September 2018   03:25 Diperbarui: 28 September 2018   03:27 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada sejarahnya, Pancasila dianggap sakti karena ia mampu bertahan sebagai dasar negara ketika pengaruh Komunis menggempurnya. Puncak dari gempuran masa itu adalah peristiwa G 30 S/ PKI pada tanal 30 Septeber 1965. Peristiwa itu pembunuhan para jenderal yang notabene tidak setuju dengan ideologi komunis.

Sesungguhnya kesaktian Pancasila tidak berhenti pada hal itu. Pancasila benar-benar terbukti menjadi roh penguat negara ini karena asa-asa berikutnya, banyak terpaan pengaruh yang melanda Indonesia. Termasuk asuk lewat edia konvensional maupun teknologi.

Pengaruh-pengaruh itu bermacam-macam. Ada pengaruh radikal, terorisme dll. Mereka jelas-jelas menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia karena di beberapa lini dan wilayah, pengaruhnya jadi ancaman serius. Masuk ke beberapa kelopok masyarakat, keluarga bahkan ASN !

Berdirinya organisasi seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Indonesia adalah salah satu wujud nyata ancaman serius bangsa Indonesia. Keinginan mereka untuk mendirikan negara Islam adalah hal yang mustahil bisa diterima oleh akal sehat sebagian dari kita. Karena bagaimanapun, meski mayoritas, Islam bukan satu-satunya agama yang ada di Indonesia. Selain Isla, ada Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu serta penganut kepercayaan kepada Tuhan yan Maha Esa.

Ancaman pengaruh ideologi seperti HTI ini melanda banyak keluarga muslim. Ada dari mereka yang menjual harta benda di Indonesia atau meninggalkan keluarga untuk berperang untuk apa yang mereka sebut Islami State (IS) di Suriah. IS adalah mimpi yang tidak realistis bagi banyak orang di dunia. Perpecahan di beberapa negara timur tengah ditengarai karena hal ini.

Bagi Indonesia sendiri, penolakan HTI dan pengaruh IS di seluruh wilayah Indonesia adalah satu momentum penting. Sama halnya ketika pengaruh Komunis menggempur Indonesia pada tahun 1960 itu. Sama seperti masa itu, saat ini dan di tengah gempuran ideologi radikalisme Pancasila tetap menunjukkan kesaktiannya.

Pancasila dengan kelima sila dan 45 butirnya terbukti mampu mempresentasikan, mewakili dan mengikat seluruh elemen bangsa tanpa kecuali.

Pancasila juga terbukti sakti sebagai dasar negara karena dia menjadi pondasi penting untuk merumuskan semua program dan cita-cita,cita bangsa untuk jangka pendek, menengah maupun panjang.

Karena itu bagaimanapun, Pancasila bukan sekadar sesuatu yang bersifat politik. Tapi juga sebagai nilai budaya inti (core value). Nilai budaya inti ini seperti yang sudah diungkapkan di atas adalah roh yang menjiwai nyaris semua jejak langkah bangsa. Ia juga berfungsi sebagai motor serta simbol pengikat persatuan dalam masyarakat Indonesia yang berbineka dan terus menerus alami perkembangan dan penguatan.

Karena begitu pentingnya Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari maka ia harus dilestarikan. Sampai kapanpun. Sampai kapanpun, Pancasila sakti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun