Mohon tunggu...
chici rahmadhani fitri
chici rahmadhani fitri Mohon Tunggu... SMAN 10

Halo guys, Nama ku chici, aku suka dengan topik berhubungan dngn mental,sosial,digital,prndidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Belajar di Era Zaman Now: Edutech (Teknologi) Jadi Sahabat Pendidikan"

27 September 2025   10:00 Diperbarui: 27 September 2025   09:59 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Walaupun keren, edutech juga punya tantangan. Masalah utama biasanya akses internet dan perangkat. Di kota besar gampang, tapi di desa masih banyak yang susah sinyal atau nggak punya HP memadai. Tantangan lain, belajar online sering dianggap bikin kurang fokus karena gampang ke-distract sama medsos atau game. Ada juga yang belum terbiasa belajar lewat layar. 

Tapi masalah itu ada solusinya. Pemerintah dan swasta bisa bareng-bareng meratakan jaringan internet, bikin program bantuan gadget, atau bikin konten belajar yang lebih menarik. Kalau itu bisa diwujudkan, edutech bakal jauh lebih maksimal buat semua orang.

- Studi Kasus / Contoh Nyata:

Contoh paling jelas ya pas pandemi Covid-19 kemarin. Sekolah dipaksa pindah ke online, aplikasi kayak Zoom, Google Meet, sampai WhatsApp dipakai buat belajar. Walaupun banyak kendala, jelas banget kalau edutech jadi penyelamat. Bahkan ada anak-anak di desa yang tetap bisa belajar lewat program kelas online gratis atau radio. Beberapa universitas atau kampus juga bikin sistem khusus kayak LMS buat ngatur kuliah daring. Dan menariknya, setelah pandemi selesai, banyak guru tetap pakai edutech sebagai tambahan belajar. Dari sini kelihatan kalau edutech bukan sekadar tren sementara, tapi udah jadi bagian penting pendidikan.

- Sanggahan:

Walaupun edutech kelihatan keren dan banyak manfaatnya, menurut aku ada beberapa hal yang bikin teknologi pendidikan ini nggak selalu bisa dianggap solusi utama. Pertama, edutech tetap butuh akses internet dan perangkat yang memadai. Faktanya, di Indonesia masih banyak daerah yang sinyalnya susah atau warganya belum mampu beli HP/laptop. Jadi kalau dibilang edutech bikin pendidikan lebih merata, kenyataannya belum tentu. Bisa jadi malah bikin kesenjangan baru antara yang punya akses dengan yang nggak.

Kedua, belajar online lewat edutech memang fleksibel, tapi sering bikin orang gampang terdistraksi. Niatnya mau belajar, tapi malah kebawa buka game atau media sosial. Efeknya, fokus belajar jadi berkurang dibanding cara tatap muka langsung di kelas.

Selain itu, interaksi antara murid dan guru juga jadi lebih terbatas, padahal hubungan itu penting banget buat motivasi belajar. Terlalu bergantung sama teknologi bisa bikin orang kehilangan rasa sosial. Belajar itu kan nggak cuma soal teori, tapi juga tentang nilai, sikap, dan kebiasaan yang biasanya terbentuk lewat interaksi langsung.

Terakhir, nggak semua materi cocok dibawa ke edutech. Ada pelajaran yang butuh praktik langsung kayak olahraga, seni, atau keterampilan tertentu. Kalau dipaksain online, hasilnya bisa kurang maksimal. Jadi menurut aku, edutech memang penting, tapi jangan sampai dianggap sebagai satu-satunya jalan. Sistem pendidikan konvensional tetap punya peran yang nggak bisa digantikan.

- Penutup:

Singkatnya, edutech itu bukan cuma aplikasi belajar online, tapi jalan baru buat bikin pendidikan lebih terbuka dan fleksibel. Manfaatnya besar, baik buat murid maupun guru. Memang ada tantangan, terutama soal akses internet dan perangkat, tapi semua itu bisa diatasi kalau ada dukungan dari pemerintah, swasta, dan inovasi konten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun