Rasa emosi Noah semakin bertambah ketika sebelum bel istirahat berbunyi, sang ibu menelfon dirinya hanya untuk memberitahu kabar bahwa sang ibu akan menikah lagi dengan laki-laki lain. Itu artinya harapan Noah agar orangtuanya kembali rujuk pun sirna.
Kring!!
Noah yang mendengar bel sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat telah berakhir pun segera melepas hoodienya dan keluar dari toilet dengan perasaan yang sudah sedikit tenang daripada sebelumnya.
Namun, saat membuka pintu toilet ia sangat terkejut ketika melihat koridor sekolahnya yang penuh dengan loker berubah menjadi koridor istana dengan karpet merah sebagai alas lantainya.
Ia melihat ke kiri dan kanan tetapi tidak ada satu pun orang yang dapat ditanyai olehnya. Ingin kembali masuk ke dalam toilet tetapi...
BOOM!
Pintu toilet itu sudah hilang digantikan oleh lukisan pemandangan yang sangat besar.
Noah pun memutuskan untuk menelusuri koridor panjang itu agar dapat menemukan pintu keluar. Saat melihat ke arah jendela besar, bukan jalanan kota yang ia lihat tetapi sebuah danau besar yang memiliki air berwarna biru dan dikelilingi dengan pepohonan pinus.
Sempat terpukau dengan pemandangan indah itu, Noah melanjutkan langkahnya yang kembali terhenti ketika melihat cermin didepannya. Ia menganga melihat dirinya telah berubah.
Pakaiannya berganti dari hoodie menjadi setelan mewah bekerah cravat seperti baju kaum bangsawan di abad pertengahan.
Noah menampar pipinya sendiri memastikan bahwa dirinya tidak sedang bermimpi atau pun berhalusinasi saat ini.