"Ya ampun, Luna! Kamu kenapa tidak bilang kalau yang datang adalah Prince Noah"
Ibu Luna membungkukkan badannya sebagai bentuk hormat kepada Noah.
"Sudah... ibu tidak perlu seperti ini. Anggap saja saya temannya Luna", ucap Noah sambil tersenyum.
Noah yang tidak terbiasa dengan hal itu pun segera menyentuh pundak ibu Luna dan menuntunnya untuk kembali berdiri tegap.
"Maaf ibu, Luna tidak tau jika dia adalah Prince Noah"
Luna menggigit bibirnya, merasa bersalah karena telah bersikap tidak sopan kepada seorang calon rajanya.
"Baiklah, ayo nak... silahkan duduk... ibu akan mengambilkan sup untuk makan malam kita"
Noah dan Luna pun saling berpandangan gugup di meja makan itu. Padahal sebelumnya Luna bersikap cuek dan semaunya kepada pria itu.
Makan malam pun berjalan hening sebagai bentuk menghormati seorang bangsawan yang duduk diantara Luna dan sang ibu.
Hingga Noah memecahkan keheningan itu dengan berdehem.
"Luna, apakah kau akan terus memakai topengmu itu? m-maksudku bukankah tidak ada siapa-siapa lagi yang melihatmu selain aku dan ibumu"