Mohon tunggu...
Cherien Adelia PR
Cherien Adelia PR Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

Metaverse: Dunia Baru yang Membawa Peluang Sekaligus Ancaman

5 Juni 2022   15:04 Diperbarui: 5 Juni 2022   15:10 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metaverse. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pesatnya perkembangan teknologi banyak memberikan dampak bagi dunia, membuat seseorang dapat terhubung satu sama lain dengan perasaan yang nyata. Hal ini banyak dikaitkan dengan Metaverse, istilah yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini. Metaverse disebut tidak memiliki batas dalam setiap bidangnya, menjadikannya wadah dunia untuk saling terhubung.

Seseorang dapat berkomunikasi, bermain, bahkan bekerja dalam dunia virtual ini. Belum lagi, Metaverse digadang-gadang mampu menjadi dunia virtual yang pararel dengan dunia nyata. Lalu, apakah hal ini dapat menjadi peluang bagi bangsa Indonesia? Atau justru malah menjadi ancaman?

PT WIR Asia Tbk (WIR Group) memandang teknologi Metaverse ini sebagai peluang bisnis sebab polanya yang mengikuti tren interaksi dalam dunia virtual. Mereka menyebutkan bahwa pengalamannya terjun di dunia perdagangan virtual telah sukses besar, dimana penjualannya selalu naik di setiap tahun. 

Tidak hanya, itu, perdagangan virtual ini juga sangat mementingkan jumlah pengunjung yang datang di web mereka, sebab semakin ramai pengunjung semakin tinggi pula nilai brand yang ditampilkan.

Belum lagi, WIR Group sendiri mengungkapkan titah pemerintah mengenai keinginan Indonesia untuk memiliki space atau ekosistem di dunia Metaverse. Perwakilannya menyebutkan bahwa perkembangan Metaverse ini akan terus diamati dan estimasi realisasi terciptanya ekosistem Indonesia di dalam Metaverse sendiri diperkirakan pada tahun 2024.

Tidak hanya WIR Group, rupanya perusahaan milik pasangan selebritas Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, RANS Entertainment juga memandang perkembangan dunia Metaverse ini sebagai peluang. Tak tanggung-tanggung, mereka bersama jajaran perusahan lainnya menggandeng Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB dalam mewujudkan adanya ekosistem pendidikan dalam dunia Metaverse.

RANS Entertainment berperan sebagai pemilik kekayaan intelektual, sementara SBM ITB berperan sebagai institusi atau lembaga pendidikan. Keduanya digadang-gadang menjadi wajah baru Indonesia dalam dunia Metaverse.

Sementara itu, dari sisi lain, ada ancaman di balik kemegahan dunia Metaverse. Ancaman ini berputar dalam sekitaran keamanan dari teknologi yang digunakan. Hal tersebut disebabkan semakin tingginya perkembangan teknologi, maka semakin tinggi pula ancaman yang muncul, khususnya di sektor keamanan dan privasi, apalagi yang tidak disertai dengan edukasi.

Hal ini jelas menjadi perhatian bagi pihak-pihak yang terkait, apalagi data yang masuk merupakan data penting seperti data nama, bank, dan lainnya. Oleh karena itu, pihak WIR Group menyebutkan bahwa perusahaannya telah melakukan pertemuan dengan OJK dan Kominfo agar nantinya mampu menjamin keamanan mereka dalam dunia Metaverse.

Tidak hanya itu, penggunaan Metaverse ini juga dinilai membuat interaksi langsung antar manusia menjadi sangat terbatas. Dunia metaverse disebut-sebut sebagai ruang kehampaan bagi orang-orang post modernis. 

Maksudnya, Metaverse membuat seseorang cenderung melakukan pertemuan secara virtual dibandingkan dengan bertemu langsung seperti biasanya. Hal tersebut juga disebabkan atas kecanggihan Metaverse yang membuat penggunanya seolah-olah berada di tempat yang sama, melakukan hal secara bersama-sama meskipun jarak asli antar keduanya sangat jauh.

Belum lagi, maraknya Metaverse ini juga bisa menjadi ajang pamer ego bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Banyak perusahaan berlomba-lomba ingin menjadi yang pertama dan terdepan menciptakan fetisme di kalangan perusahaan, tidak hanya pada perkembangan satu teknologi, tetapi juga mengenai teknologi-teknologi baru di masa depan.

Terakhir, adanya perubahan sosial ke arah negatif sebab perkembangan teknologi tidak selalu memberikan dampak positif dan semakin berkembang semakin banyak pula pergeseran-pergeseran asas yang mendasari perkembangan teknologi. 

Salah satu contohnya adalah kasus pelecehan seksual via Metaverse yang dialami oleh wanita bernama Nina Jane Patel. Ia menyebutkan kejadiannya berlalu begitu cepat sehingga ia tidak sempat mengaktifkan fitur keamanan yang ada. Hal tersebut membuktikan masih adanya penyelewengan dalam perkembangan Metaverse.

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan Metaverse ini membawa dampak positif dan negatif. Perkembangannya dapat dilihat sebagai peluang, dapat pula dilihat sebagai ancaman. 

Peluang yang ada di dunia Metaverse selalu disertai dengan ancamannya seperti pandangan peluang du dunia Metaverse bagi WIR Group, yang nyatanya juga masih merasa khawatir dengan data yang masuk, sehingga ia mengganeng lembaga terkait untuk memastikan keamanannya. Singkatnya, ancaman yang muncul dalam dunia Metaverse harus dihadapi, sehingga nantinya peluang dalam dunia Metaverse lebih mendominasi dan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun