Mohon tunggu...
Cheri
Cheri Mohon Tunggu... student

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trend Bisnis Jastip bagi Masyarakat di Indonesia

29 Maret 2024   12:11 Diperbarui: 29 Maret 2024   12:27 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Trend bisnis Jastip ( Jasa Titip) Barang Baru -  baru ini mulai banyak sekali penggemarnya. Jasa titip adalah jembatan bagi para pembeli online yang hendak berbelanja, mulai dari remaja hingga dewasa, juga ibu - ibu sosialita. Jastip ini mulai menjadi trend karena banyaknya saingan bisnis online yang terjadi karena masa pandemic Covid-19 yang membuat banyaknya bisnis yang dilakukan secara online serta terlebih sekarang perkembangan digital yang semakin maju secara pesat. Sehingga banyak orang yang mulai membuka bisnis secara online melalui shopee, tokopedia, dan media social lainnya. Karena adanya jastip justru menjadi gaya baru bagi pembeli untuk berbelanja dengan mudah tanpa perlu keluar rumah, dari jastip ini bisa meminimalisir tertularnya Covid-19 selain itu juga tidak perlu cape - capek keluar jauh keluar negri untuk membeli barang -- barang impor. Trend ini dipercepat oleh Pandemic Covid-19 yang terjadi di Indonesia dan memaksa banyaknya penjualan yang harus berjualan secara online agar penjualan bisa tetap berjalan tanpa harus bertatap muka.

               Trend Jastip selain memiliki banyak kekurangannya, tetapi dari trend jastip ini juga mempunyai banyak sekali manfaat yang bisa menjadikan penjualan jastip yang efektif. Para pelaku yang melakukan bisnis Jastip ini biasanya akan menawarkan jasa mereka secara online melalui blog, social media maupun situs web pribadinya. Biasanya berbagai barang yang dititipkan umumnya adalah barang - barang impor, misalnya pakaian, sepatu, tas, makeup, dan bahkan juga makanan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa barang yang dipesan berasal dari dalam negeri atau bahan yang local serta tidak bisa didapatkan di daaerah asal konsumennya. Di era yang sekarang ini, masyarakat sudah tidak asing lagi dengan berbagai produk yang dirilis di luar negeri. Mulai dari tas, pakaian, kosmetik hingga barang -- barang elektronik dari berbagai belahan dunia yang sudah dikenali.

               Sebagian besar masyarakat mempunyai keyakinan bahwa barang -- barang yang impor memiliki kualitas ataupun performa yang sangat bagus. Bahkan orang -- orang ingin mencoba berbagai produk -- produk impor tersebut. Namun, persedian barang barang yang dari luar negeri ini sangat sulit ditemukan di pasaran local. Sehingga keinginan masyarakat ini yang akhirnya memunculkan ide tentang berbisnis dengan jasa titi barang.

               Bagaimanakah dengan keuntungannya? Karena semua orang kebanyakan berbelanja online tentu saja jasa titip barang ini adalah solusi yang tepat bagi kaum milenial yang ingin untuk berpergian keberbagai macam tempat. Karena dari jastip ini mampu membuat pengeluaran selama traveling menjadi lebih murah dan hemat. Apalagi jika ada sisa anggaran yang tidak terpakai bisa menjadi manfaat sebagai tambahan. Keuntungan yang didapatkan dari bisnis jasa titip biasanya akan dipengaruhi berdasarkan nilai barang yang dititipkan. Misalnya jika anda hanya mengambil 10% - 15% keuntungan dari harga barang yang dititipkan, maka jika konsumen yang membeli sepatu dengan harga RP 50.000, labanya yang akan kita dapatkan adalah sebesar RP 5.000. Jadi jika semakin terjangkau harga dari barang, maka biaya jasa titipnya akan semakin murah. Jastip ini akan lebih untung jika anda keluar negeri dan dalam satu bulannya anda bisa mendapatkan keuntungan hingga jutaan

               Hal -- hal yang perlu diperhatikan saat ingin membuka usaha jastiper itu adalah dengan mengetahui aturan -- aturan tentang pajak barang impor. Karena kementerian keuangan Indonesia sudah menetapkan persyaratan mengenai barang -- barang impor yang masuk ke dalam negeri. Terdapat batas barang bebas cukai, yaitu 5000 dolar atau jika di rupiahkan yaitu senilai Rp 79.366.500. Juga harus membayar bea masuk, pajak dalam rangka impor dan juga menyampaikan dokumen pengeluaran. Jika barangnya punya nilai harga yang lebih dari itu maka diharuskan untuk membayar biaya tambahan. Jastiper juga harus membayar ppn 10%, beacukai 10%, pph 7,5 % untuk yang memiliki npwp, juga 15% untuk yang tidak memiliki npwp. Pastikan untuk memakai system di muka untuk pembayaran untuk mencegah pembeli membatalkan pesanannya. Tentukan kuantitas serta jenis barangnya untuk menghindari bea masuk dan pajak agar sesuai dengan barang yang dipesan. Komisi jastip sewajarnya agar semakin banyak pelanggan yang tertarik untuk memesan barang. Dan memulai pemasaran jasa dari lingkungan sekitar dulu.

               Jadi kesimpulannya, bisnis jastip ini memiliki peluang yang besar bagi masyarakat di Indonesia. Dengan popularitas jastip yang semakin meninggi, menghemat waktu dan biaya juga memiliki berbagai macam pilihan barang yang berkualitas maka akan membuat masyarakat di Indonesia semakin tertarik untuk membeli barang impor. Tetapi perlu diingat untuk membuka bisnis jasa titip membutuhkan persiapan yang sangat matang dan membutuhkan strategi yang tepat agar bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Dengan mempunyai strategi yang tepat maka bisnis jastip yang ada di Indonesia bisa berkembang pesat dan bisa menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun