Bali sedang belajar bangkit. Jalan-jalan kembali dipenuhi wisatawan, hotel dan restoran mulai ramai, dan tawa pedagang kecil di pasar terdengar lagi. Ekonomi yang sempat terpuruk perlahan pulih. Data BPS mencatat pada April 2025 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mencapai 591 ribu orang, naik lebih dari 25 persen dibanding bulan sebelumnya. Di balik angka itu ada banyak cerita, pemilik warung makan yang dagangannya kembali laku, pengrajin ukiran yang kembali menerima pesanan, hingga sopir pariwisata yang bisa membawa pulang rezeki untuk keluarganya.
UMKM ikut tumbuh bersama pariwisata, menjadi penopang penting ekonomi lokal. Dari usaha rumahan sederhana sampai bisnis kreatif anak muda, semuanya adalah bagian dari denyut ekonomi Bali. Namun agar semangat ini tidak padam dan bisa bertahan menghadapi tantangan global, kita membutuhkan pondasi yang lebih kuat.
Di sinilah Sensus Ekonomi 2026 menjadi sangat penting. Sensus ini bukan sekadar pendataan, melainkan langkah strategis untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran, memperluas akses bantuan dan modal bagi UMKM, membangun infrastruktur yang mendukung pariwisata dan perdagangan, serta merancang regulasi yang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
Partisipasi kita semua akan menentukan keberhasilan sensus ini. Setiap data yang kita berikan adalah suara yang memastikan Bali tidak hanya pulih, tetapi juga tumbuh lebih adil, lebih kokoh, dan lebih siap menghadapi masa depan.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki posisi yang sangat penting dalam perekonomian Bali. Bukan hanya sebagai penyedia lapangan kerja, tetapi juga sebagai penopang utama ketika sektor pariwisata mengalami guncangan. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah UMKM di Bali mencapai ratusan ribu unit usaha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.
Beberapa wilayah dengan jumlah UMKM cukup besar antara lain:
Kota Denpasar dengan sekitar 69.283 unit usaha,
Kabupaten Tabanan sekitar 40.172 unit usaha,
Kabupaten Klungkung sekitar 16.900 unit usaha.
Jumlah tersebut menunjukkan besarnya partisipasi masyarakat dalam menggerakkan roda ekonomi melalui usaha berskala kecil. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, rasio UMKM terhadap penduduk Bali pada tahun 2024 tercatat sekitar 10,05 persen, yang berarti satu dari sepuluh orang di Bali terlibat langsung dengan UMKM, baik sebagai pemilik maupun pekerja.
Dilihat dari jenisnya, UMKM di Bali banyak bergerak pada bidang kuliner, kriya (kerajinan tangan khas Bali), perdagangan, serta jasa. Bidang-bidang ini memiliki keterkaitan erat dengan pariwisata, sehingga cepat pulih ketika kunjungan wisatawan kembali meningkat.