Mohon tunggu...
Charles Brahmanta
Charles Brahmanta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Dengan karya tulis saya akan diingat,melalui sebuah tulisan akan mampu mengungkap tabir kebenaran. Facebook : Charles Sandy Friz Twitter : Charles Friz IG : charlessandyfriz

Selanjutnya

Tutup

Film

Hilangnya Akhlak dan Pancasila di Gambarkan Lewat Film "Lima"

4 Juni 2018   20:23 Diperbarui: 4 Juni 2018   20:26 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Lima (Dokumentasi Pribadi)

Dalam memperingati hari jadi Pancasila ada satu film yang mengangakat cerita yang berbeda.

Film tersebut adalah film Lima yang mengambil ide-ide dari sila yang terdapat pada Pancasila yang tetap memiliki kesinambungan sebagai benang merahnya.

Kebetulan saya bersama rekan Gereja dapat undangan untuk menonton film tersebut.

Para penonton (Dokumentasi Pribadi)
Para penonton (Dokumentasi Pribadi)

Uniknya film ini di buat serba Lima terbukti lima sutradanya dan lima ceritanya dalam satu keluarga.

Kisahnya berawal satu keluarga yang terdiri Fara, Aryo, dan Adi yang baru saja di tinggal oleh ibunya.

Permasalahnya timbul ketika ibunya meninggal dan akan di makamkan secara muslim.

Sedangkan yang muslim hanya Fara dari saudara lainnya sempat terjadi perdebatan meskipun konfliknya dapat di selesaikan secara damai.

Dalam hal ini keluarga ayahnya yang Nasrani di beri kesempatan untuk memberi penghormatan terakhir.

Perlu di ketahui ayahnya juga sudah meninggal dan di makamkan secara Kristen.

Setelah yatim piatu persoalan yang di hadapi mereka dalam menjalani kehidupan tidak berhenti begitu saja.

Permasalah yang di hadapi oleh anak Maryam berbeda - beda di antaranya Adi kerap di bully oleh teman sekolahnya.

Bukan itu saja Adi menyaksiskan peristiwa yang di anggap tidak berperikemanusiaan dan berusaha menolong tapi justru di situ Adi harus berhadapan dengan rekan yang selalu membullynya.

Sebaliknya yang di alami Fara sebagai pelatih renang mempunyai masalah yang berbeda ketika harus menentukan atlet yang akan di kirim ke pelatih nasional maunya penentuannya berdasarkan prestasi tapi di sini ada tekanan dari pemilik klub dimana pemilihannya di dasarkan oleh unsur sara.

Karena di rasa tidak sesuai dengan hati nuraninya Fara lebih memilih untuk mundur.

Untuk Aryo bernasib sama dimana beliau harus di pecat dari distro yang di rintisnya hanya karena ada selisih pendapat.

Khusus untuk bu Ijah sebagai asisten rumah tangga harus kembali ke kampung halamannya untuk menuntut keadilan.

Tanpa di dasari oleh mereka ternyata Ibunya mempunyai warisan yang sudah di siapkan jauh hari sebelum meninggal.

Dari warisan ini ternyata timbul persoalan baru yang mana dari mereka sempat tidak ada kesepakatan.

 Meskipun  mampu di selesaikan secara damai dan akhirnya mereka pun menyetujuinya.

Kesimpulan dari film ini para keluarga ini menyelesaikan semua permasalahan berdasarkan Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyarawah dan Keadilan.

Film ini di bantangi oleh Prisa Nasution, Yoga Pratama, Baskara Pratama dll serta di sutradarai Lima Sineas salah satunya Lola Amaria.

Oleh karena itu dengan adanya Film Lima di harapkan masyarakan melek akan hal keadilan dan perbedaan itu memang ada dan bukan sesuatu yang menakutkan.

Serta indahnya perbedadaan dapat di satukan tanpa melihat dari unsur apa pun.

Perlu di ketahui Ibu Pertiwi akhir -akhir ini menagis dan merasa sedih maraknya aksi teroris, main hakim sendiri, perkusi sampai masalah sara.

Penekanannya sudah bukan jamannya lagi kita melihat perbedaan berdasarkan kulit, agama dll.

Hilangnya pengamalan Idelogi Pancasila di tengah - tengah kita yang pada akhirnya Pemerintah membentuk Badan Pembinaaan Ideologi Pancasila.

BPIP bertugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan Ideologi Pancasila.

Para anggotanya terdiri dari Tokoh Agama dan Negarawan serta di ketuai oleh Megawati.

Belum lagi masalah keadilan yang cukup mahal di Negeri ini semua bisa di selesaikan dengan uang.

Maraknya korupsi di segala bidang semakin membuat keterpurukan di Negeri ini.

Ini semua terjadi akibat dari tidak ada lagi penghayatan tentang Pancasila yang di dasari oleh kasih.

Melalui film Lima di harapkan penonton mampu menerapkan sila -sila Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi yang belum menonton film tersebut segera menyaksikan, tapi pesan dari film Lima benar-benar di jalankan untuk kelangsungan hidup Berbangsa dan Bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun