Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Seberapa Penting Kejuaraan Badminton Asia 2016?

25 April 2016   20:56 Diperbarui: 25 April 2016   20:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana jelang Kejuaraan Asia (@badmintonupdates)

Seberapa penting Kejuaraan Badminton Asia atau Badminton Asia Championships 2016 bagi Indonesia dan tiap-tiap Negara?

Bila pertanyaan itu dilontarkan kepada pihak PBSI, maka jawabannya mengarah pada Olimpiade Rio de Janeiro yang akan dihelat pada bulan Agustus mendatang. Ya, Kejuaraan Asia ini menjadi pertandingan terakhir yang menentukan lolos tidaknya pebulutangkis ke event akbar empat tahunan itu.

Sejak dimulai pada 1 Mei 2015, sepanjang setahun penuh, para atlet berjuang untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin agar bisa mengantongi tiket menuju Olimpiade Rio. Para pebulutangkis dari lima benua dan di lima sektor akan memperebutkan jatah 164 tiket melalui kualifikasi hingga turnamen pamungkas sebelum perhitungan poin ditutup pada 1 Mei 2016.

Selanjutnya, ditambah dua jatah tuan rumah (1 putra dan 1 putri) plus 6 pemain, masing-masing tiga putra dan tiga putri, undangan Tripartite Commission (pemain terbaik dari negara-negara lemah dalam bidang ini namun cukup memberikan andil menyebarkan prinsip dasar Olimpiade) melengkapi kuota 172 pemain.

Bagi negara-negar Asia, Kejuaraan Asia 2016 yang akan dimulai Selasa (26/4) hingga 1 Mei di Wuhan, China menjadi kesempatan terakhir untuk memperebutkan tiket ke Rio. Bila berorientasi pada jatah Olimpiade, maka urgensi Kejuaraan Asia 2016 akan sangat terasa pada peringkat-peringkat ‘kritis’ di setiap sektor untuk memperebutkan jatah dari setiap negara.

Sebagaimana ketentuan yang berlaku dari kuota 48 pasangan sektor ganda (16 pasang ganda putra dan 16 pasang ganda putri serta 16 pasang ganda campuran) membatasi setiap negara untuk mengirimkan dua pasangan bila kedua pasangan itu berada di rangking delapan besar BWF. Karena itu, para pemain dari tiap-tiap negara akan berusaha untuk masuk di zona aman tersebut. Selisih poin yang tipis dan bila masih mungkin saling susul menyusul, membuat Kejuaraan Asia ini menjadi menarik.

Lantas,bagaimana bila sebuah negara memiliki lebih dari dua wakil di peringkat tersebut? Itu, menjadi urusan negara bersangkutan untuk menentukan dua pasangan ke Brasil nanti. Paling tidak, Kejuaraan Asia ini akan menjadi panggung mini bagi para pemain tersebut untuk mementaskan penampilan terbaik agar nantinya dipilih. Prestasi terbaik yang diraih akan memberikan credittersendiri bagi setiap pemain sekaligus memperbesar peluang keterpilihan.

Di sektor ganda putra, berdasarkan poin saat ini, per 21 April, delapan tiket sudah diamankan oleh Korea Selatan (dua tiket melalui Lee Yong Dae/ Yoo Yeon Seong dan Kim Gi Jung/Kim Sa Rang), Tiongkok (dua tiket melalui Fu Haifeng/Zhang Nan dan Chai Biao/Hong Wei). Sementara Jepang, Indonesia dan Denmark hanya bisa mengirim satu wakil.

Ganda putra Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi gagal memenuhi ambisi untuk mendampingi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Saat ini Angga/Ricky tertahan di rangking ke-12 setelah gagal dalam sejumlah turnamen bergengsi akhir-akhir ini. Sekalipun Angga/Ricky merengkuh juara di Wuhan kali ini, tambahan 7000 poin, tak mampu mengejar Mathias Boe/Chrsten Mogensen asal Denmark di tempat delapan. Dengan raihan 56504 poin, tambahan 7000 poin itu tak cukup menyalip poin Boe/Mogensen yang kini berada di angka 65604.

Walau gagal ke Brasil, Kejuaraan Asia tetap penting bagi Angga/Ricky untuk terus menempa dan mengasah diri sebagai persiapan tampil di putaran final Piala Thomas dan Uber yang akan dihelat pada bulan Mei. Selain itu, menjadi momentum untuk terus mengumpulkan poin, dan memperbaiki peringkat. Dengan usia yang masih muda, peluang keduanya tampil di ajang Olimpiade empat tahun mendatang masing sangat mungkin. Angga/Ricky adalah salah satu harapan Indonesia berikutnya setelah masa keemasan Hendra/Ahsan berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun