Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mengapa Rio Haryanto Tak Boleh ‘Dijamah’ Malaysia?

29 Februari 2016   05:31 Diperbarui: 23 Desember 2016   14:27 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET"][/caption]De facto, Rio Haryanto sudah dan akan merasakan atmosfer Formula One (F1) setidaknya hingga akhir musim 2016. Namun secara administratif, posisi Rio belum aman. Ia dan pihak sponsor (dalam hal ini Pertamina), masih memiliki tunggakan pada Tim Manor Marussia.

Pihak Rio baru membayar 2,2 juta Euro dari total 15 juta Euro (sepadan dengan kira-kira Rp 225 miliar) yang diminta tim asal Inggris itu. Pertamina akan menyetor 3 juta Euro untuk melengkapi 5,2 juta Euro sesuai kesepakatan sebelum seri ketiga di Tiongkok, 17 April mendatang. Sementara sisanya lagi?

Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olahraga, telah menjanjikan untuk memberikan Rp 100 miliar. Menpora Imam Nahrawi sudah meyakinkan pembalap berusia 23 tahun tentang bantuan tersebut. Namun realisasinya tak semudah yang diucap Cak Imam.

Kini, politisi PKB itu sedang resah dan gelisah. Imam mendapat hadangan dari sejumlah pihak dengan seribu satu alasan. Oleh mereka yang menolak, dana sebesar itu dianggap terlalu berlebihan untuk satu kursi di F1. Belum lagi, Rio dianggap debutan, dan masa depannya di ajang ‘wah’ itu bak masih berada di awang-awang. Selain itu, ada yang menilai, dana Rp 100 miliar lebih tepat dialokasikan untuk cabang olahraga lainnya, salah satunya untuk persiapan para atlet tampil di beberapa ajang bergengsi yang sudah di depan mata seperti Olimpiade Rio de Janeiro.

Secara birokrasi pun setali tiga uang: tak bisa dikucurkan dengan mudah. Bahkan dianggap salah sasaran.

“Menpora tak bisa sembarang mengucurkan dana karena Menpora tidak pernah mengajukan anggaran untuk Rio,” ungkap Yayuk Basuki, Anggota Komisi X DPR (Kompas, 25/02/2016).

Bila tetap memaksa, mantan petenis nasional itu menilai Menpora melanggar aturan. “Ya, melanggar aturan karena pemerintah hanya membantu pembinaan cabang olahraga amatir,” tuturnya untuk mengatakan Rio adalah atlet profesional.

Hadangan dari sejumlah sudut tak membuat Menpora patah arang. Sejumlah strategi dicoba. Pertama, tetap mengeluarkan uang negara melalui APBN Perubahan. Kedua, melalui revisi internal APBN dengan mengurangi anggaran untuk sejumlah pos.

Ketiga, melalui penggalangan dana. Untuk yang satu ini, Menpora sudah berkoordinasi dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta dan akan memulai melaksanakan ‘Pundi untuk Rio’ dari kalangan internal di lingkungan Kemenpora.

Rencana penggalangan dana untuk pemilik nomor 88 itu sejalan dengan apa yang sudah dimulai oleh komunitas pendukung Rio Haryanto, Sahabat Rio. Mereka mengkampanyekan dukungan melalui media sosial. Dan sejauh ini dana yang terkumpul sudah mencapai Rp273 juta.

[caption caption="Sumber Gambar: Manor Racing"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun