Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Lebaran Boleh Pergi, "Stay Connected" Tetap Harga Mati

14 Mei 2021   23:22 Diperbarui: 15 Mei 2021   00:42 1897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stay connected: www.yourdoctors.ca

Bila kebutuhan tersebut terhambat atau tidak terpenuhi secara tepat maka akan menimbulkan masalah. Kesepian karena isolasi dalam waktu yang tidak singkat bisa mengganggu kesehatan seseorang. Sejumlah bukti ilmiah mengemukakan beberapa dampak keterasingan diri pada kesehatan seseorang seperti:
1. Depresi
2. Kualitas tidur buruk
3. Pengambilan keputusan terganggu
4. Cepatnya penurunan kesehatan mental
5. Terganggunya fungsi kardiovaskuler
6. Peningkatan risiko stroke dan/atau demensia
7. Dan tak kalah penting, terganggunya imunitas

Hal yang disebutkan terakhir itu adalah satu dari sejumlah ekses yang tidak ingin terjadi pada kita di masa pandemi ini. Imunitas adalah salah satu kunci untuk tetap bertahan dari terjangan Covid-19. Bisa dibayangkan risikonya bila sampai daya tahan tubuh terganggu. Apalagi pada kelompok rentan seperti anak-anak. Urusan akan menjadi lebih rumit.

Konteks Indonesia

Pandangan para ahli di atas bukan teori semata. Sekalipun berangkat dari riset dalam konteks masyarakat tertentu, ternyata juga mengemuka di tanah air.

Pandemi yang tidak menentu, berikut dampak multiaspek yang terbentuk, cukup mengguncang kejiwaan banyak orang. Sekelompok orang yang melakukan pemeriksaan mandiri secara daring di laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), ternyata mengalami masalah psikologis mulai dari cemas berlebihan hingga depresi.

Menukil pdskji.org, dari 1.522 responden sebanyak 64 persen mengalami masalah kejiwaan. Mayoritas responden adalah perempuan dengan usia antara 14 tahun hingga 71 tahun.

Seperti diterangkan dr Lahargo Kembaren, Psikiater dari PDSKJI, masalah psikologis yang dialami mulai dari ketakutan dan kekhawatiran berlebihan, merasa tidak bisa rileks dan nyaman, hingga memiliki gangguan tidur.

Sumber: pdskji.org
Sumber: pdskji.org

Kecemasan berlebihan itu bisa mengambil bentuk mudah marah atau jengkel, juga terlihat tegang. Sementara itu gejala depresi terlihat dari problem gangguan tidur, kurang percaya diri, lelah, hingga kehilangan semangat.

Pengalaman tersebut dialami para responden dalam periode dua minggu terakhir sejek sebelum pemeriksaan. Mereka mengalami pada separuh waktu, bahkan bisa terjadi sepanjang hari.

Tidak sampai di situ. Lahargo mendiagnosis mayoritas dari antara pemeriksa itu mengalami trauma psikologis tersebab pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun