Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Jurus Sederhana Kian Produktif di Bulan Ramadan

15 April 2021   20:12 Diperbarui: 28 Maret 2022   11:39 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: g-stockstudio 

Tidak harus menandaskan sejumlah besar bagian Alquran dalam satu waktu, tetapi bisa menetapkan pada diri sendiri untuk menghafal dua baris sehari. Begitu juga dalam hal meningkatkan kemampuan diri dengan tidak terlalu memaksa untuk menjadi sempurna dalam waktu singkat.

Keempat, memaksimalkan waktu istirahat untuk "power nap." Bagi para pekerja (kantoran), siang hari adalah saat-saat penuh tantangan. Biasanya, waktu itu dimanfaatkan untuk mengisi kembali energi yang sudah tergerus untuk bekerja sejak pagi. 

Setelah makan siang, berlanjut dengan segelas kopi atau teh untuk menemani ngobrol bersama rekan kerja atau sekadar mendapatkan hiburan dari sosial media.

Namun, selama bulan puasa, jadwal makan siang tidak ada dalam daftar. Walau begitu, saat-saat tersebut bisa dimanfaatkan untuk menimba energi dari "power nap." Memaksimalkan 20 sampai 30 menit waktu istirahat sudah lebih dari cukup mendapatkan kembali suntikan tenaga.

Selain mengembalikan energi dan mengusir rasa kantuk, ada studi menunjukkan "power nap" bisa berdampak pada peningkatan daya ingat, kemampuan kognitif, dan kreativitas.

Kelima, akan muncul banyak alasan untuk menuruti keinginan melakukan berbagai kegiatan yang semestinya jauh dari skala prioritas dengan dalih sedang kehilangan semangat atau kehabisan gairah. Berlama-lama mengakses sosial media hanya untuk mengusir rasa bosan, misalnya.

Atau berjanji pada diri untuk memanfaatkan waktu lima sampai sepuluh menit berselanjar di jagad maya untuk membangkitkan semangat. Namun ternyata baru tersadar sejam kemudian.

Bila dipikir dalam-dalam, seharusnya ada kegiatan lain yang lebih penting yang harus dikerjakan. Godaan seperti ini tentu akan menghantui. Inilah tantangan yang harus diatasi. Kepada diri perlu diberi stimulus bahwa lebih baik waktu yang terbuang percuma itu dipakai untuk mengerjakan pekerjaan lain yang lebih penting.

Keenam, bila sudah menentukan skala prioritas apakah kita bakal kehilangan waktu untuk bersantai? Tentu, istirahat dari rutinitas, termasuk memberikan hiburan pada diri adalah perlu. Kita bukan robot yang nyaris tak pernah mengenal kata lelah.

Untuk itu, dalam daftar kegiatan harian, bisa juga dimasukan rencana waktu istirahat. Dengan mengalokasikan waktu bersantai itu bisa membuat kita makin produktif. Sebab, kita tahu bahwa sudah disiapkan waktu tertentu untuk lepas dari kegiatan yang menuntut fokus dan konsentrasi. Misalnya, ada saat yang disediakan untuk berselancar di sosial media, mencari resep baru, atau sekadar menonton video lucu di YouTube.

Ketujuh, memberikan kepada tubuh makan sahur yang enak dan berbuka puasa dengan menu favorit tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan mengisi bahan bakar untuk perjalanan puasa yang panjang. Tetapi ini menjadi sebentuk apresiasi sekaligus perangsang kepada diri untuk mengisi waktu puasa dengan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun