Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sang Messiah Itu (Tetap) Manusia, Bung!

18 Januari 2021   16:00 Diperbarui: 18 Januari 2021   16:37 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Lionel Messi usai diganjar kartu merah/Dailymail.co.uk

Soal sanksi ini, biarlah pihak terkait yang akan memutuskan. Para penggemar biasanya hanya bisa mencampuri dengan berbagai komentar, entah bernada positif atau sebaliknya.

Untuk ukuran seorang Messi, tidak sedikit pengagum setia akan bersuara membelanya. Maklum, Messi sudah menjadi pemain besar. Tidak sedikit orang yang membaptis dirinya sebagai penggemar alias fan garis keras. Tak sedikit juga yang sepakat dengan julukan Sang Messiah kepada pemain yang berusia 33 tahun itu.  Masih banyak yang mengelu-elukannya sebagai "dewa" di atas lapangan dengan kemampuan super mengolah bola.

Apakah predikat Messi benar demikian? Seorang Messiah diasosiasikan sebagai juru selamat yang datang untuk menghadirkan pembebasan dan sukacita. Benar bahwa Messi adalah sosok yang datang di saat yang tepat saat timnya kesulitan mencetak gol. Messi banyak kali tampil sebagai penyelamat bagi timnya dari kekalahan. Messi kerap kali hadir dengan sihir-sihir magis yang membuat orang kagum bukan kepalang.

Namun di balik segala kemampuan dan prestasi itu Messi tetaplah sosok yang bertubuh dan berjiwa. Saat timnya sedang tertinggal, emosinya tetap gampang tersulut. Beberapa kali percobaannya untuk menembus barikade pertahanan Bilbao selalu mental. Villalibre mungkin datang di saat yang tepat bagi Bilbao, tetapi tidak bagi Messi.

Villalibre yang masuk di menit ke-83, langsung membuat perbedaan. Ia berkontribusi pada gol penting di penghujung waktu normal yang membuat pesta juara Barcelona tertunda. Saat Inaki Williams mencetak gol tiga menit pasca waktu tambahan digelar, posisi Barcelona berbalik dalam tekanan. Saat itulah, Messi berusaha mengerahkan sisa-sisa kekuatannya untuk menghadirkan keajaiban.

Ternyata, kekuatannya tetap terbatas. Hingga momen itu datang jelang bubaran. Upaya terakhirnya dilanggar dan Messi sepertinya tak bisa menahan amarah. Terjadilah insiden yang kemudian menodai rapor putihnya bersama Los Cules.

Tanpa perlu bertanya kepada Messi, banyak orang pun bisa menduga, mengapa akhirnya ia tak bisa menahan gejolak perasaan. Seperti komentar Villalibre usai laga, tak perlu ini jadi kontroversi. Saat rasa frustrasi mengemuka, tindakan pelampiasan terkadang tak terkontrol. Pelatih Barcelona, Ronald Koeman pun mafhum.

Padahal dengan tanpa menambah satu kartu merah itu, Messi sesungguhnya sudah mengoleksi dua bersama tim nasional. Satu saat menghadapi Chile di perebuatn tempat ketiga Copa America 2019. Satu lagi jauh sebelum itu, saat ditantang Hungaria di laga uji coba pada 2005 silam.

Messi dapat kartu merah di Copa America 2019/AP Photo
Messi dapat kartu merah di Copa America 2019/AP Photo

Kartu merah Messi ini menunjukkan bahwa ia tak kebal hukuman. Tak selamanya seorang penyerang akan sibuk berkutat dengan urusan mencetak gol. Seperti pemilik enam Ballon d'Or itu, bisa jadi ada saatnya ia berganti peran: dari pihak yang dilanggar, menjadi seorang pelanggar. Dari seorang yang dielu-elukan, menjadi sosok yang dicemooh. Dari seorang pemenanga, menjadi seorang pecundang. Sebab, Sang Messiah itu tetap manusia, bung!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun