Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kunlavut "View" Vitidsarn, Rising Star yang Siap Meledak

14 Januari 2021   19:59 Diperbarui: 15 Januari 2021   21:43 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunlavut Vitidsarn/https://bwfworldtour.bwfbadminton.com/

"Kunlavut adalah pemain muda yang sangat bagus, penempatan bolanya cukup menyulitkan. Ke depan saya yakin dia bisa jadi pemain hebat."

Demikian sanjungan Anthony Sinisuka Ginting tak lama setelah menumbangkan Kunlavut Vitidsarn di Impact Arena, Bangkok, Kamis, (14/1/2020) petang WIB. Kemenangan dua game, 21-16,21-19 atas pemain tuan rumah itu mengantar Ginting ke babak perempatfinal Yonex Thailand Open 2021.

Durasi 42 menit pertandingan menjadi saat-saat yang menegangkan bagi Ginting. Pemain 19 tahun itu mampu memberikan perlawanan. Seperti Ginting katakan, pemain kelahiran Bangkok itu memiliki potensi. Penempatan bola, kekuatan pukulan, pergerakan, dan tentu saja, mental.

"Untuk seusianya, dia punya kualitas. Saya baru menghadapinya hari ini untuk pertam akali dan saya bisa merasakan betapa baiknya dia." Ginting berbicara kepada situs BWF usai laga. Ginting akui dia beruntung memiliki pengalaman lebih sehingga bisa mengatasi tekanan pemain itu terutama di game kedua.

Ginting menghadapi Kunlavut di putaran kedua Thailand Open 2021/tangakapan layar Youtube
Ginting menghadapi Kunlavut di putaran kedua Thailand Open 2021/tangakapan layar Youtube

Bagi pemain yang karib disapa View, bertemu Ginting tak ubahnya momen berharga. Secara usia keduanya terpaut enam tahun. Demikian juga dari segi pengalaman. Berada di rangking enam dunia jelas sebuah tanda. Ginting adalah tunggal putra papan atas dunia.

Transisi cepat

Kunlavut adalah pemain muda yang bersinar saat ini. Ini patut diakui. Remaja yang 11 Mei tahun ini berusia 20 tahun sudah membuktikannya di level junior. Ia adalah pemilik tiga gelar Juara Dunia Junior. Tidak banyak pemain junior yang mampu sedemikian bersinar. Bisa dihitung dengan jari. 

Ketiga gelar itu diraih secara beruntun. Hattrick itu ditorehkan pada edisi 2017 hingga 2019. Selain itu, ia juga tercatat sebagai Juara Asia Junior 2019. Triple juara dunia junior membuatnya sukses menyamai pencapaian seniornya di timnas Thailand, Ratchanok Intanon. Intanon tiga kali jadi juara dunia tunggal putri masing-masing di 2009, 2010, dan 2011. Bukti regenerasi bulutangkis Negeri Gajah Putih berjalan baik. Kurang dari satu dekade sudah memunculkan juara dunia baru.

Kunlavut (kiri) raih gelar Juara Dunia Junior 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (22/10/2017). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)
Kunlavut (kiri) raih gelar Juara Dunia Junior 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (22/10/2017). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)
Pencapaian yang fenomenal itu tidak membuatnya berpuas diri. Ia pun terus mengasah kemampuannya. Melalangbuana di berbagai kompetisi, mulai dari level International Challenge. Iran Fajr IC, Polis Open, dan beberapa turnamen selevel lainnya ia sambangi. Ia menuntaskan beberapa turnamen level junior di tahun 2019 untuk selanjutnya naik ke jenjang senior.

"Saya ingin meningkatkan standar kualitas permainan saya, dan saya tidak mau (prestasi saya) berhenti di level junior saja," ungkapnya.

Transisinya ke level senior terbilang cepat. Di tahun yang sama pula, ia menjajal tiga turnamen level Super 300 yang digelar sejak Oktober hingga November 2019. Usai menjuarai Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia pada Agustus, ia langsung terjun di Macau Open, Korea Masters dan Syed Modi International.

Hasilnya? Di Korea Masters langkahnya terhenti di 16 besar. Ia mampu tampil lebih baik di Macau Open dan India Open. Mencapai babak perempatfinal bukan pencapaian yang sederhana untuk ukuran pemain junior yang baru naik kelas.

Udom Luangphetcharaporn, pelatih Kunlavut, menyebut anak didinya sudah memili material 10 besar dunia/https://bwfbadminton.com/
Udom Luangphetcharaporn, pelatih Kunlavut, menyebut anak didinya sudah memili material 10 besar dunia/https://bwfbadminton.com/
Hingga musim 2020 yang sempat terpotong karena pandemi Covid-19, View masih sempat mencatatkan hasil lebih baik lagi. Mencapai delapan besar Barcelona Masters dan lolos ke semi final Thailand Masters.

Sepanjang kariernya, ia sudah mendapat kesempatan menghadapi sederet pemain top. Beberapa di antaranya adalah Kento Momota, Viktor Axelsen, dan Lin Dan. Tentu pertemuan-pertemuan itu sang penting baginya. Dan hari ini satu lagi pemain bintang yang memberinya pelajaran.

Kunlavut dengan tiga gelar Juara Dunia Junior/badmintonplanet.com
Kunlavut dengan tiga gelar Juara Dunia Junior/badmintonplanet.com

View mengatakan bahwa bertemu para pemain top adalah momen belajar. Itulah kesempatan ia untuk menguji sejauh mana perkembangannya. Targetnya, "ingin menjadi lebih cepat dan belajar mengontrol kok dan memenangkan lebih banyak poin dengan smash."

Ia tahu bahwa untuk sampai ke tingkat atas butuh proses. Untuk itu, ia tak mau terlalu memaksakan diri. Ia akan melewati setiap anak tangga. Menghadapi setiap pertandingan dengan tekun dan penuh perhitungan.

Targetnya, dalam dua hingga tiga tahun ke depan ia bisa semakin matang. Melangkah setahap demi setahap dari putaran pertama, putaran kedua, semi final, final, hingga menjadi juara. Melangkah dari rangking 29 dunia hingga merangsek ke papan atas seperti Intanon. Apakah itu mungkin?

Waktulah yang akan menjawab kapan ia bakal meledak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun